Kalau ada kejadian gempa prosedur memang tidak boleh dikunci nanti bisa meninggal semua."
Jakarta (ANTARA News) - Polisi akan membantu menemukan narapidana dan tahanan yang melarikan diri dari lapas dan rutan di Sulawesi Tengah untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi.

"Yang penting membantu lapas upayakan bisa dicari. Mereka (narapidana) tidak keluar dari Sulteng. Kapal tidak ada, pesawat tidak ada," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kronologi narapidana Lapas Palu kabur akibat gempa

Setyo mengatakan sebanyak 342 narapidana Lapas Donggala melarikan diri dan sudah kembali 260 orang dan sisanya 82 orang belum kembali. Tahanan Polres Donggala lengkap 35 orang.

Sementara 465 narapidana di Lapas Palu melarikan diri setelah dengan sengaja dilepas oleh kalapas untuk keselamatan narapidana. Baru 28 orang yang kembali dan sisanya 437 belum kembali.

"Kalau ada kejadian gempa prosedur memang tidak boleh dikunci nanti bisa meninggal semua," kata dia.

Sebanyak 674 narapidana Lapas Petobo juga melarikan diri dan yang kembali baru 82 orang, belum kembali 582 orang.

Selanjutnya 117 penghuni Rutan Polda Sulteng lengkap dan aman dari bencana. Penghuni dari Rutan Polres Palu seluruhnya dititipkan di Rutan Polda Sulteng. Dari 26 orang penghuni Rutan Polres Sigi, satu orang melarikan diri dan belum kembali.

Setyo mengatakan kepolisian kini fokus pada membantu proses evakuasi korban bencana, penyaluran kebutuhan makanan dan minuman korban serta pengamanan BBM.

"Kami fokus dulu tanggap bencana, nanti setelah itu baru tahap selanjutnya (menangkap napi). Saya yakin mereka tidak bisa keluar dari sana juga karena untuk keluar dari sana susah," ucap dia.

Baca juga: 1.420 narapidana kabur akibat gempa Donggala-Palu

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018