Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Yandri Susanto mengatakan banyak kepala daerah yang diusung empat parpol koalisi, ingin masuk dalam Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga di daerah.

"Banyak kepala daerah dari koalisi Prabowo-Sandiaga yang ngotot masuk dalam Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga di provinsi maupun kabupaten/kota," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Dia mencontohkan Bupati Yahukimo Abock Bucup yang juga Ketua DPW PAN Provinsi Papua meminta masuk dalam Badan Pemenangan di daerah.

Yandri mengatakan dirinya telah menjelaskan bahwa sejak awal koalisi Prabowo-Sandiaga berkomitmen tidak memasukan kepala daerah dalam Badan Pemenangan.

"Awalnya Abock ngotot ingin jadi ketua Badan Pemenangan di daerah namun kami jelaskan sejak awal komitmen BPN adalah kepala daerah urus rakyat saja dan akhirnya Abock menerima," ujarnya.

Yandri mengatakan sejak awal BPN Prabowo-Sandiaga berkomitmen kepala daerag tidak boleh terlibat atau dicantumkan dalam struktur Badan Pemenangan.

Menurut dia, kepala daerah harus fokus melayani rakyat sehingga tidak perlu masuk dalam Badan Pemenangan.

Selain itu, Yandri mengatakan struktur Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga di daerah sudah lengkap dan terbentuk di seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

"Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga di daerah sudah dibentuk semua di provinsi dan kabupaten/kota, telah dibuat Surat Keputusan oleh BPN yang ditandatangani Djoko Santoso sebagai Ketua BPN dan Hanafi Rais sebagai Sekretaris BPN," ujarnya.

Menurut dia, koalisi Prabowo-Sandiaga sudah sepakat koordiantor Badan Pemenangan di suatu wilayah diketuai kader yang partai asalnya memiliki suara terbanyak namun disepakati berdasarkan musyawarah mufakat.

Baca juga: Prabowo-Sandiaga tak gunakan isu SARA di kampanye

Baca juga: Djoko: biarkan rakyat menilai menteri masuk timses Jokowi-Ma'ruf

Baca juga: Kinerja 15 menteri terganggu jadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf

 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018