Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) mencetuskan sebuah program Rumah Pangan Santri untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. 

Kerja sama itu disepakati dan dan dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj dengan Direktur Utama Bulog Komjen Pol (Purn) Budi Waseso di Jakarta, Rabu. 

"Rumah Pangan Santri selain dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam menjamin ketersedian pangan dan harga pangan, juga untuk mengembangkan perekonomian pesantren secara mandiri," jelas Said Aqil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu. 

Dia mengatakan secara umum Rumah Pangan Santri merupakan satu gagasan yang berupaya mewujudkan dua tujuan, yaitu menjaga ketahanan pangan nasional dan memberdayakan ekonomi umat. 

Melalui program ini pesantren ditetapkan sebagai episentrum ekonomi rakyat di daerah.

Said menjelaskan, Rumah Pangan Santri sesungguhnya merupakan gagasan KH Ma’ruf Amin sewaktu menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar NU.

Menurut dia, program itu tak hanya menyediakan kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik dengan harga terjangkau, tetapi juga akses permodalan dan pembiayaan usaha melalui perbankan nasional. 

Program ini turut melibatkan tiga lembaga perbankan, yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, dan Bank BNI Syariah.

"Akses permodalan yang mudah dan cepat bertujuan mendorong pesantren mitra untuk mengembangkan skala usahanya dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi umat di wilayahnya masing-masing," kata Said.

Sementara itu Dirut Bulog Budi Waseso menyambut baik kerja sama NU dengan Bulog. 

“Saya sangat mengapresiasi terhadap inisiasi PBNU dalam menjawab tantangan zaman melalaui program Rumah Pangan Santri ini. Perum Bulog juga siap bersinergi secara profesional dan mendukung program Rumah Pangan Santri, terutama dalam penyediaan komoditi pangan dan pengembangan jaringan secara offline maupun online,” ujar Budi Waseso.

Mustasyar PBNU KH Ma’ruf Amin sebelumnya juga telah menyambut baik atas diwujudkannya gagasan program Rumah Pangan Santri. 

“NU bersama Bulog memulai langkah penting yang akan menjadi model ekonomi keumatan yang mengedepankan kemitraan dan keadilan ekonomi untuk semua kalangan. Satu langkah maju dalam mewujudkan Arus Baru Ekonomi Indonesia,” kata Ma’ruf Amin. 

Ma'ruf mengatakan Program Rumah Pangan Santri yang sudah diujicobakan di beberapa pesantren, misalnya di Pesantren Al Fathaniyah Serang, dirasakan banyak membantu pengurus pesantren dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Melalui Rumah Pangan Santri, kini warung-warung makan di lingkungan pesantren menyediakan komoditas pangan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Kehidupan di pesantren pun lebih produktif.

Program Rumah Pangan Santri tidak hanya menjadi fungsi perwujudan ketahanan pangan tetapi juga menjadi fungsi pengembangan ekonomi pesantren dan lingkungannya, dengan menyediakan akses permodalan melalui pembiayaan usaha mikro lewat berbagai bank nasional dan lembaga keuangan lainnya.

Dengan program ini diharapkan masyarakat tidak hanya mendapatkan pangan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau tetapi juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi ekonominya.

Adapun penandatanganan nota kerja sama NU dengan Bulog disaksikan langsung sejumlah pejabat mitra, di antaranya Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Anwar Bashori; Director of Risk Management BRI, 
Mohammad Irfan; Direktur Teknologi Informasi dan Operasi, Dadang Setiabudi; dan Direktur Pengadaan Bulog Mayor Jenderal Bachtiar.

Hadir pula beberapa petinggi NU, antara lain Wakil Ketua Umum PBNU Prof. Dr. Maksum Mahfoedz, Bendahara Umum Dr. Bina Soehendra, Ketua PBNU Robikin Emhas, Wasekjen PBNU Andi Najmi dan Dr. Ulil Hadrawi.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018