Yang prioritas yang sakit, sudah disiapkan ambulance untuk dibawa ke rumah sakit
Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 1.609  pengungsi korban bencana gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan, setelah berlayar dengan Kapal Perang Indonesia (KRI) Makassar 590.

 "Sesuai dengan yang telah kami rapatkan bersama  saat menggelar rapat koordinasi, Kamis ini telah tiba 1.609  pengungsi asal Palu, di Makassar," ujar Wakapolda Sulawesi Selatan Brigjen Pol Risyapudin Nursin di Makassar, Kamis.

 Ia mengatakan semua pengungsi yang turun dari kapal langsung mendapatkan penanganan sesuai dengan kondisi masing-masing.

 Brigjen Risyapudin mencontohkan pengungsi yang sedang sakit langsung dibawa ke rumah sakit rujukan terdekat seperti RS Pelamonia dan rumah sakit lainnya.

 Sedangkan bagi pengungsi yang kondisinya baik-baik saja akan diarahkan ke ruang tunggu pelabuhan penumpang untuk beristirahat dan diberikan makan serta minum.

 "Yang prioritas yang sakit dan semua sudah kita siapkan seperti ambulance dan lainnya untuk dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan," katanya.

 Risyapudin menambahkan, bagi pengungsi yang kondisinya baik usai beristirahat akan langsung dinaikkan ke bus yang telah disiapkan kemudian dibawa ke tempat pengungsian asrama haji Sudiang Makassar.

 "Jumlahnya ada 30 bus yang standby dan langsung dibawa ke asrama haji. Selain itu disiapkan makanan dan minuman begitu mereka turun dari KRI Makassar." terangnya.

 Kantor Kesehatan Pelabuhan Makassar juga telah menyiapkan alat fisioterapinya sebanyak delapan unit untuk digunakan oleh para pengungsi. 

 Dalam rapat koordinasi itu, hadir para perwakilan di antaranya para jajaran Polda Sulsel, Kepala Syahbandar Pelabuhan Makassar Victor Vikki Subroto, Kepala Otoritas Pelabuhan Makassar Rahmatullah, Asisten III Provinsi Sulsel Ruslan Abu, Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Aris Bachtiar serta lainnya.

Baca juga: 10 korban gempa dirawat di RS Unhas
Baca juga: Sebagian pengungsi gempa Palu tiba di Jawa Timur
 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018