Kita pisa bilihkan untuk nama sekolah tertentu karena Agung adalah inspirator bagi adik-adiknya yang masih sekolah, jadi kalau tidak bisa di bandara, saya usulkan jadi nama sekolah
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan mempertimbangkan untuk mengabadikan nama Anthonius Gunawan Agung, korban meninggal dunia akibat gempa Palu,  menjadi nama sekolah penerbangan.

“Kita bisa pilihkan untuk nama sekolah tertentu, karena Agung adalah inspirator bagi adik-adiknya yang masih sekolah. Kalau tidak bisa di bandara, saya usulkan jadi nama sekolah,” kata Budi usai penyerahan penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda kepada keluarga almarhum Agung di Lemhanas, Jakarta, Kamis.

Rencana penyematan nama Agung di sekolah penerbangan awalnya karena permintaan warganet agar nama petugas ATC yang gugur dalam bertugas itu ditempatkan di Bandara SIS Al Jufri, Palu.

Namun, lanjut Budi, apabila tidak memungkinkan maka, alternatifnya adalah di sekolah penerbangan.

“Ya kami akan mempertimbangkan usulan itu kita tahu proses penyematan adalah kewennagan pemda dan kami akan menerima dan membicarakan dengan pemda karena yang berhak mengusulkan mereka,” ujarnya. 

Baca juga: ATC Agung dianugerahi penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda

Almarhum Agung merupakan petugas ATC yang meninggal saat gempa berkekuatan 7,7 skala richter di Palu pada Jumat (28/9).

Agung enggan menuruni menara ATC di mana tempat ia berada karena masih memberikan instruksi kepada pesawat Batik Air yang belum tinggal landas secara sempurna (airborne). 

Akhirnya, setelah menyelesaikan tugasnya, Agung segera lompat dari lantai 4 menara dan mengalami kaki patah.

Ia segera dibawa ke Balikpapan dengan helikopter, namun nyawanya sudah tiada. 

Baca juga: Warganet ingin nama Agung diabadikan di Bandara Palu

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018