Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sejak awal tahu informasi penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet adalah berita bohong

"Sejak awal saya sudah duga karena tidak mungkin seorang Sarumpaet dianiaya tanpa berteriak. Keadaan aman saja (dia) berteriak, apalagi kalau keadaan susah, tidak mungkin tidak didengar orang," kata Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis.

Terkait peristiwa tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf, Wapres enggan mengomentari lebih lanjut.

"Itu nantilah, itu urusan politik," kata JK sebelum memimpin rapat penanganan bantuan asing untuk gempa Palu.

Aktivis hak asasi manusia (HAM) Ratna Sarumpaet mengakui tidak terjadi penganiayaan pada dirinya dan membenarkan luka lebam di wajahnya karena melakukan prosedur bedah plastik.

"Tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu," kata dia dalam konferensi pers di rumahnya di Bukit Duri, Jakarta, Rabu (3/10).

Ratna Sarumpaet yang didampingi sejumlah rekannya menjelaskan kronologi kebohongan yang beredar tentang dirinya dianiaya oleh sejumlah oknum di Bandung.

Pada 21 Oktober 2018, dia mendatangi RS Bina Estetika di Menteng untuk melakukan prosedur sedot lemak di pipi kanan dan kirinya. Namun pada 22 Oktober saat terbangun, Ratna melihat mukanya lebam berlebihan tidak seperti yang ia alami biasanya.

Anak-anaknya tidak puas dengan jawaban pendek itu dan dalam seminggu ia terus dikorek sehingga ia berakhir melakukan kebohongan dan mengembangkan ide cerita pemukulan.

Cerita tersebut hanya berputar di lingkungan keluarga dan Ratna tidak bermaksud mengaitkan hal tersebut dengan politik. Apalagi setelah fotonya bermuka lebam sepekan lebih kemudian tersebar di media sosial.  

Baca juga: Ratna membayar rumah sakit pakai rekening dana amal Danau Toba
Baca juga: Polri kejar penyebar berita bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet
Baca juga: Fadli Zon siap jika dilaporkan ke kepolisian
Baca juga: TKN Jokowi-Ma'ruf mengadu ke Bawaslu terkait Ratna Sarumpaet


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018