Makassar (ANTARA News) - Perekonomian di Kota Palu di hari kelima pascagempa, mulai berjalan, tampak dari sejumlah pasar tradisional di kota itu yang mulai beraktivitas kembali.

"Sudah mulai kita berjualan karena ada tentara yang menjaga keamanan. Sudah banyak pembeli membeli barang kebutuhan makanan," kata Desy, pedagang pasar Inpres di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis.

 Menurut dia, hadirnya aparat di sekitar lokasi pasar membuat para pedagang lebih merasa aman dari kemungkinan ganguan oknum  yang ingin merampas barang yang bukan miliknya.

 Meski demikian, pasokan barang untuk dijual seperti sayur-mayur dan kebutuhan bahan pangan lainnya terus berkurang sehingga memengaruhi harga kebutuhan dasar.

  "Harga tentu sedikit naik karena stok berkurang, barang sedikit, peminat banyak," ujarnya.

Untuk harga sayur yang biasanya satu ikat dijual seharga Rp3.000 naik menjadi Rp7.000, begitupun harga tomat, serta cabai merah keriting juga ikut naik.

Namun demikian meskipun harga-harga naik, masyarakat tetap membeli kebutuhan pokok tersebut.

Sementara di pasar sentral Kota Palu juga mulai terlihat banyak pedagang membuka lapaknya. Mereka merasa aman karena dijaga tentara bersenjata lengkap yang siap menghalau dan menangkapi oknum yang ingin mengacaukan sistem perekonomian yang mulai pulih.

"Aman pak, semua dijaga. Tentara sering berpatroli keliling pasar menjaga keamanan, pembeli juga semakin ramai disini," kata Anwar, seorang pedagang.

Pria Bugis asal Kabupaten Pinrang ini   mengemukakan hadirnya aparat keamanan di pasar juga membuat pembeli ikut merasa nyaman.

Sebelumnya, Kapendam XlII Merdeka Kolonel Infrantri, Thohir saat memberikan keterangan di Makorem 132 Tadulako, Palu, menegaskan telah dilakukan penambahan pasukan untuk mengamankan kota serta daerah terdampak gempa  disertai tsunami di Kota Palu, Donggala, Sigi dan Parigi.

Menurutnya, penambahan pasukan tersebut untuk memperkuat sistem keamanan kota dan daerah terdampak gempa agar situasi dan kondisi menjadi lebih kondusif, mengingat banyaknya  oknum  pelanggar hukum yang menjarah bukan saja makanan tapi juga barang-barang lainnya.

Sedangkan jumlah awal pasukan yang ditempatkan di Sulteng, kata dia, sebanyak 2.650 personil, dinilai belum mampu mengawal pemulihan pascagempa karena luasnya daerah yang terdampak gempa.

Pasukan yang diterjunkan itu dari Batalyon Kesehatan 1 Devisi Kostrad, Batalyon Kesehatan 2 dari Devisi 2 Kostrad, Personel Kesehatan Kodam XIII Merdeka, Pasmar 1, Pasmar 2, Paskhas, Marinir dan satuan Brigif 3 Kodam XIV Hasanuddin.


Baca juga: PLN pulihkan lima gardu induk di Palu
Baca juga: Pertamina pasok premium 1,2 juta liter ke Donggala

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018