Sidoarjo,   (ANTARA News) - Tanggul penahan lumpur Lapindo yang ada di titik 67 di Desa Gempolsari, Tanggulangin mengalami penurunan dengan panjang sekitar 100 meter sehingga membuat warga yang berbatasan dengan tanggul menjadi khawatir jebol dan menggenangi rumah mereka.

 Seorang warga Gempolsari, M Saji, di Sidoarjo, Jumat mengatakan, tanggul yang mengalami penurunan tersebut membuat warga khawatir, karena air yang ada di dalam tanggul sudah mendekati bibir tanggul, sehingga sewaktu-waktu air bisa melimpas keluar.

 "Kami khawatir tanggul ini akan jebol sehingga rumah warga yang ada di sisi tanggul bisa terendam lumpur," ujarnya.

 Dirinya bersama dengan warga yang lain meminta kepada Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) supaya segera melakukan tindakan cepat guna mengatasi tanggul yang mengalami penurunan ini.

 "Karena kalau tidak segera diperbaiki akan membahayakan warga mengingat saat ini kondisi kolam penampungan sudah penuh dengan air," katanya.

 Menurutnya, di lokasi itu juga terdapat beberapa retakan dengan lebar sekitar 30 centimeter yang diwaktu-waktu bisa membuat tanggul jebol.

 "Kami berharap permasalahan ini bisa segera diselesaikan supaya warga tidak khawatir dengan adanya kejadian itu," katanya.

 Sementara itu, Humas PPLS Hengky Listria Adi mengatakan bahwa penurunan tanggul penahan lumpur di titik 67 ini sedang dalam proses peninggian sampai sebelas meter.

"Penurunan tanggul penahan lumpur ini bisa dibilang berbahaya ke warga sekitar tanggul. Karena permukaan air yang berada di dalam kolam terus bertambah," katanya.

 Ia mengaku, meskipun semburan lumpur dari pusat semburan sifatnya fluktuatif, tetapi semua aliran semburan mengarah ke utara yakni ke kolam penampungan Gempol Sari.

 "Kami sudah berupaya mengalirkan aliran semburan mengarah ke selatan ke titik 42 kemudian dilanjutkan ke Kali Porong. Kami sudah melakukan sosialisasi ke warga terdekat untuk tenang, tapi waspada," katanya.  

 Baca juga: Tanggul lumpur Sidoarjo ditinggikan 12 meter
Baca juga: Pertanahan Sidoarjo siap tuntaskan sertifikat korban lumpur


 

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018