Pasar merupakan sentra ekonomi, pusat penjual dan pembeli bertemu. Aktifnya pasar merupakan indikator keamanan, jadi di saat masyarakat bergerak, pasar bergeliat, artinya saudara-saudara kita menunjukkan optimisme untuk bangkit,
Jakarta, 6/10 (Antara) - Aktivitas di pasar Inpres Manonda di Jalan Kacang Panjang, Palu Tengah, Kota Palu mulai kembali pulih setelah delapan hari gempa bumi dan gelombang Tsunami menghantam kawasan tersebut, Jumat (28/9). 

Berdasarkan pantauan di pasar Inpres manonda, Palu Tengah, Sabtu, pedagang mulai terlihat berdatangan dari wilayah Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Banyak dari mereka menjual hasil bumi dan ternak, seperti tomat, kacang panjang, ikan teri, terong, mentimun, bawang merah, bawang putih, cabai, tempe, hingga kerupuk. 

Di antara pedagang yang menjajakan hasil buminya di tepian jalan, para pemilik ruko juga telah kembali lagi berjualan logistik serta barang kebutuhan lain, seperti tepung terigu, gula, garam, dan minyak. 

Salah seorang penjual, Sulis (40) mengaku ia telah mulai mengangkut tomat hasil buminya sejak Rabu. 

"Tomat-tomat ini diambil dari Desa Maranata di Kabupaten Sigi. Saya ke pasar menggunakan mobil pick-up untuk berjualan, sudah sejak tiga hari lalu," kata Sulis saat ditemui di pasar bersama anaknya, Rizky (14). 

Ia mengatakan, wilayah tempat tinggalnya juga ikut diguncang gempa, tetapi dampaknya tidak separah di wilayah lain. 

"Tembok retak dan pagar rumah kami rubuh, tetapi selain itu semua baik-baik saja. Hingga hari ini, saya sekeluarga masih tidur di halaman depan rumah, untuk jaga-jaga," kata Sulis. 
 
Pedagang tomat asal Desa Maranata, Kabupaten Sigi, Sulis dan anaknya Rizky telah berjualan di Pasar Inpres Manonda sejak Rabu (3/10). (Genta Tenri Mawangi)


Sementara itu, Nefi (39) mengaku ia harus mulai berjualan untuk membeli kebutuhan. 

"Uangnya buat dipakai beli beras dan keperluan rumah tangga lainnya, minyak, juga BBM," tambah Nefi, warga asal Kota Palu Tengah saat ditemui di Pasar Inpres Manonda.

Ia menambahkan, tiga hari pascagempa masih banyak pertokoan tutup, tetapi sejak Rabu, sejumlah ruko sudah mulai buka kembali. 

Dalam kesempatan berbeda, Arifa, ibu berusia 45 tahun mengaku harga barang kebutuhan masih tergolong normal. 

"Dari tadi saya belanja belum menemukan sayur yang dijual mahal, misalnya tomat satu kilogramnya seharga Rp20 ribu-Rp25 ribu, kacang panjang ini Rp2 ribu, terong dan mentimun juga masih murah, tempe ukuran panjang Rp25ribu juga masih dapat dibeli. Yang cukup langka mungkin seperti minyak goreng dan gula," kata Arifa, warga Jalan Pue Bongo, Palu. 
 
Seorang pembeli saat ditemui di Pasar Inpres Manonda, Sabtu (6/10) mengaku barang yang masih tergolong langka diantaranya gas, minyak goreng, dan gula. (Genta Tenri Mawangi)

Delapan hari setelah gempa mengguncang Kota Palu, sebanyak 100 personel aparat TNI dan 40 relawan dari Dompet Dhuafa berinisiatif melakukan gerakan bersih dan perbaikan sejumlah kerusakan di Pasar Inpres Manonda, Sabtu. 
Sebanyak ratusan aparat TNI dibantu puluhan relawan dari Dompet Dhuafa melakukan kegiatan bersih pasar di Pasar Inpres Manonda, Palu Tengah, Kota Palu, Sabtu (6/10). (Genta Tenri Mawangi)

"Pasar merupakan sentra ekonomi, pusat penjual dan pembeli bertemu. Aktifnya pasar merupakan indikator keamanan, jadi di saat masyarakat bergerak, pasar bergeliat, artinya saudara-saudara kita menunjukkan optimisme untuk bangkit," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rulyawan saat ditemui di tengah kegiatan bersih pasar, Sabtu. 

Ia menjelaskan, di tengah relawan dan aparat masih melakukan evakuasi, tetapi kehidupan masyarakat juga perlahan bergeliat kembali. 

"Artinya, pasar ini harus nyaman, banyak puing yang hancur pasca gempa harus dibersihkan. Ini buktinya, saat kita selesai membersihkan puing, halaman toko langsung dipakai oleh Ibu Salma dan putrinya Nur Fainah untuk berjualan. Adik kita Nur sedang libur, ia saat ini duduk di bangku kelas 2 SMP. Cita-citanya sebagai desainer. Ia tetap semangat membantu ibunya, di tengah musibah ini. Itu artinya kita harus tetap bangkit dan semangat," kata Imam saat ditemui selepas menemui pedagang di Pasar Inpres. 

Gempa bumi dan gelombang Tsunami menghantam Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9). Hingga saat ini, jumlah korban mencapai 1.649 jiwa, dan sekitar 70 ribu warga tengah bertahan di pengungsian. 

Jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat proses evakuasi jenazah masih terus berlangsung di Petobo, Perumahan Balaroa, Kota Palu, dan beberapa desa di Kabupaten Sigi. 

Baca juga: 150 prajurit amankan pasar Inpres Palu
Baca juga: Aktivitas perekonomian di Palu mulai berjalan



 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018