Jakarta (ANTARA News) - Permintaan maaf pemerintah Malaysia melalui Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi secara resmi atas insiden pemukulan anggota polisi Diraja Malaysia terhadap Donald Luther Colopita harus dihargai, kata Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Menurut Priyo yang ditemui setelah acara kunjungan DPP Golkar ke Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), di Jakarta, Jumat, permintaan maaf yang disampaikan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. "Permintaan maaf itu harus kita apresiasi. Kasus demi kasus telah menimpa warga negara Indonesia di Malaysia, seperti penganiayaan terhadap tenaga kerja. Reaksi masyarakat Indonesia terhadap kejadian pemukulan tersebut adalah letupan emosi yang telah lama bertumpuk," katanya. Menyusul permintaan maaf tersebut, katanya, maka rencana aksi razia warga negara Malaysia di Indonesia oleh pihak tertentu harus dihentikan. "Tidak usah diteruskan," katanya. Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Dino Pati Djalal di Istana Tampak Siring, Bali, Kamis malam (30/8) mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima telepon dari PM Malaysia yang intinya pernyataan penyesalan dan meminta maaf sedalam-dalamnya atas kejadian pemukulan ketua delegasi wasit karate Indonesia Donald Luther Colopita yang terjadi pada hari Jumat (24/8). Menurut Dino, pembicaraan kedua kepala pemerintahan berlangsung dalam suasana konstruktif dan bersahabat sebagaimana layaknya dua saudara dan PM Malaysia menyatakan bahwa insiden itu tidak perlu terjadi. Menurut Dino, Presiden Yudhoyono menghargai pernyataan PM Malaysia yang berupaya serta berniat baik untuk menghubungi Kepala Negara RI. Hal itu juga menunjukkan sikap arif Perdana Menteri Malaysia dan kedua pemimpin sepakat bahwa masalah itu perlu diselesaikan melalui jalur hukum. "Presiden menghargai langkah-langkah hukum dan tindakan indisipliner yang dengan cepat dapat diambil pemerintah Malaysia," katanya. Kedua pemimpin mengharapkan masalah itu dapat diselesaikan dengan cara yang baik dan cepat demi menjaga hubungan persaudaraan kedua negara yang selama ini berlangsung dengan kokoh. Untuk itu, ujar Dino, Kepala Negara mengimbau semua pihak tetap bersikap tenang dan tidak terpancing emosi dalam kasus ini.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007