JAKARTA (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia fokus untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT), antara lain melalui kewajiban penggunaan biodiesel sebesar 20 persen pada bahan bakar minyak jenis solar dan menetapkan peraturan mengenai Solar PV pada rooftoop. Hal tersebut diungkapkan Menteri Jonan di hadapan peserta Seminar Bisnis Indonesia-Finlandia 2018 yang dilaksanakan hari ini, Selasa (9/10).

"Pengembangan energi terbarukan di Indonesia merupakan program jangka panjang, dan saat ini masih dalam tahap permulaan. Meski komitmen di Paris telah ditandatangani pada musim panas 2015, tetapi masih berlaku sampai saat ini. Kami mencoba untuk mencapai setidaknya 23% bauran energi pada 2025. Sering orang bertanya apakah target ini dapat di capai? sulitkah? Atau kah mudah? atau masuk akal? Tapi saya berkata dengan realistis kami akan terus berusaha berkembang untuk mencapai target tersebut," tegas Jonan.

Indonesia juga memiliki komitmen yang kuat dalam menerapkan energi bersih untuk meningkatkan pasokan energi sebagaimana diamanatkan dalam Kebijakan Energi Nasional untuk mengubah sektor energi Indonesia dengan mengurangi konsumsi minyak dan memperluas pemanfaatan energi terbarukan. Demikian juga dengan penerapan efisiensi energi dengan target untuk mengurangi intensitas energi di semua sektor sebesar 1% per tahun.

"Komitmen untuk menurunkan efek rumah kaca dari 29% pada tahun 2030 adalah tujuan utama. Meski itu tidak mudah, tapi kami terus berusaha melakukan sosialisasi bagaimana dampak dari pengurangan gas rumah kaca kepada masyarakat" lanjut Jonan.

Sebelumnya, Jonan mengungkapkan bahwa hubungan kerja sama jangka panjang antara Indonesia dan Finlandia telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan telah membuahkan hasil. "Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia dan Finlandia telah membangun beberapa bisnis bersama seperti perusahaan mesin diesel yang telah diimplementasikan, termasuk di Papua. Dan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang energi baru terbarukan," terang Jonan saat menerima kunjungan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Finlandia, Anna-Mari Virolainen bersama delegasi bisnis yang mewakili berbagai sektor.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Anna-Mari Virolainen juga mengungkapkan komitmen Finlandia untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam memberikan akses energi kepada seluruh rakyat Indonesia. Saat ini Finlandia adalah salah satu negara dengan tarif energi dengan biaya yang rendah di Eropa. Pemerintah Finlandia memberikan perhatian lebih dalam pengelolaan energi karena  keberadaannya menjadi faktor utama dalam pengembangan ekonomi dan pembangunan.

Kerja sama Indonesia-Finlandia telah berlangsung sejak tahun 2011. Pada periode tahun 2011 hingga 2014, Kementerian ESDM bekerja sama dengan Pemerintah Finlandia melaksanakan program Energy and Environment Partnership with Indonesia/EEP Indonesia.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses energi dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dengan memanfaatkan energi terbarukan. Implementasinya adalah pembangunan unit-unit biogas berbahan bakar limbah ternak di 15 desa, pemanfatan biogas di pabrik tepung sagu, pembangunan satu unit sistem gasifikasi biomassa dengan dua reaktor yang menghasilkan gas bakar dan pemanfaatan tungku biomass dengan efisiensi tinggi di enam desa.

Menteri Jonan berharap akan berlangsung diskusi yang dapat menghasilkan bisnis sesungguhnya melalui pertemuan ini dan hubungan yang telah dijalin dapat ditingkatkan melalui pemahaman sektor EBT yang lebih baik sehingga dapat terjalin kerja sama dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018