Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan global penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi Huawei mengumumkan penyelenggaraan Kompetisi ICT di Indonesia yang pertama sebagai bagian dari kemitraan Huawei ICT Academy (HAINA) dengan delapan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.

Delapan kampus yang bergabung dalam jaringan kemitraan Huawei dan berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia yang disebut Huawei ICT Academy (HAINA) itu adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Telkom (Tel-U) and Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

"Program SmartGen merupakan wujud dari komitmen Huawei untuk senantiasa mendorong pembinaan sumber daya manusia yang kompeten di bidang TIK di Indonesia," kata Vice President Public Affair & Communications Huawei Indonesia, Selina Wen, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

"Lewat Huawei ICT Academy, kami ingin membantu perguruan tinggi di Indonesia dalam menentukan sistem kompetensi akademik agar mahasiswa lulusannya dapat memenuhi standar kebutuhan industri," sambung dia.

Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Republik Indonesia, Basuki Yusuf Iskandar, mengatakan bahwa kebutuhan sumber daya TIK unggulan masih sangat banyak.

Menurut Basuki, program SmartGen 2018 secara nyata juga membantu pemerintah dalam memperkuat daya saing Indonesia di era digital.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Ristekdikti Republik Indonesia, Dr. Muhammad Dimyati, juga mengapresiasi inisiatif Huawei yang mewujudkan sinergi antara industri dan universitas lewat program SmartGen 2018.

"Di sisi lain, dengan hadirnya kompetisi yang diluncurkan hari ini, saya berharap ke depannya lebih banyak lagi anak-anak muda Indonesia yang mengikuti kompetisi berskala global sebagai bagian dari program pembangunan kapasitas SDM kita," ujar Muhammad Dimyati.

Sebagai bagian dari program SmartGen 2018, Kompetisi Nasional TIK Indonesia akan digelar pada November 2018, dengan final nasional pada Desember 2018.

Tim yang mewakili Indonesia akan bersaing dalam final wilayah Asia Pasifik pada Maret 2019 untuk memperebutkan tiket final Kompetisi Global TIK Huawei di China pada Mei 2019.

Lewat program SmartGen 2018, Huawei dan kampus-kampus unggulan tersebut akan menggelar serangkaian kegiatan yang meliputi program transfer pengetahuan yang dikemas dalam gelaran bertajuk Technology Day (TechDay) di masing-masing kampus.

Baca juga: Soal chipset 7nm, Huawei klaim lebih dulu dari Apple

Selain itu, akan ada pula sertifikasi dalam kerangka Huawei Authorized Information Network Academy (HAINA), gelaran kompetisi nasional ICT 2019, pengikutsertaan mahasiswa dalam program Seeds for The Future 2018, serta rekrutmen dan pemagangan di Huawei.

Dalam gelaran TechDay, Huawei dan masing-masing kampus telah menentukan topik terkini dalam industri TIK untuk dibahas bersama para pakar di bidangnya.

Program SmartGen 2018 akan memfokuskan terhadap topik-topik terkini dalam dunia TIK seperti 5G, BigData, Artificial Intelligence (AI), Komputasi Awan, IoT(Internet of Things) dan Blockchain.

"Kami bangga dapat bermitra dengan delapan kampus unggulan untuk berkontribusi dalam melahirkan SDM di bidang TIK berkompetensi global yang siap menjadi akselerator kemajuan industri di masa depan, serta mewujudkan masyarakat berbasis digital di Indonesia," kata Selina.

Dari sudut pandang akademis, Rektor Universitas Padjajaran Bandung, Prof. Dr. Med.Tri Hanggono Achmad, melihat pentingnya pembangunan ekosistem untuk mendorong produktivitas mahasiswa khususnya dalam bidang teknologi.

"Saya melihat pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan dan pihak industri seperti Huawei, untuk membentuk ekosistem yang baik untuk mendukung tercapainya revolusi industri di Indonesia," ujar Tri Hanggono.

Lebih jauh, Selina menjelaskan bahwa kebutuhan tenaga kerja terkait TIK akan terus tumbuh seiring dengan berbagai tantangan di sektor TIK itu sendiri.

Untuk dapat bisa bersaing dalam era Revolusi Industri 4.0, Indonesia sebagai Negara yang dalam waktu dekat diprediksi menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara perlu meningkatkan daya saing sumber daya manusianya dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi masa depan.

Program Smart Generation (SmartGen) diinisiasi oleh Huawei pada 2017 diperluas cakupannya pada tahun ini dengan sasaran penerima manfaat sebanyak 1.000 siswa SMK yang berasal dari 12 SMK di 10 kota di Indonesia (Program SmartGen Penyelarasan SMK dan Dunia Kerja), 300 siswa di satuan lingkungan pendidikan LP Ma’arif NU (Program SmartGen : Smart Community), serta sedikitnya 1,500 mahasiswa di delapan universitas terkemuka di Indonesia.

Huawei Indonesia senantiasa berkomitmen dalam meningkatkan kapasitas tenaga kerja Indonesia dengan menawarkan berbagai program pelatihan seperti Huawei Experience Day, Huawei Tech Day, program pelatihan bersertifikat, serta program Seeds for the Future.

Hingga saat ini tercatat Huawei Indonesia telah memberikan pelatihan bagi sedikitnya 12.000 tenaga ahli TIK dan pelatihan serta alih pengetahuan bagi lebih dari 3.000 siswa.

Baca juga: Ponsel lipat Huawei disebut mendukung 5G

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018