Surabaya (ANTARA News) - Pasar Seni Lukis Indonesia 2018 yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, mendonasikan 50 persen hasil penjualan untuk korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah.

"Ada sekitar 130 pelukis yang berpartisipasi di Pasar Seni Lukis Indonesia 2018. Tiap pelukis mendonasikan satu karya lukisannya, yang nantinya 50 persen dari hasil penjualan akan disumbangkan kepada korban bencana di Sulawesi Tengah," ujar Ketua Panitia Muhammad Anis saat dikonfirmasi di sela pembukaan Pasar Seni Lukis Indonesia 2018 di Surabaya, Jumat malam.

Pasar Seni Lukis Indonesia 2018, yang berlangsung 12 - 21 Oktober di Gedung "JX International" Surabaya, dibuka Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dalam rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke- 73.

Baca juga: Jepang berikan bantuan bencana Sulawesi Tengah Rp23 miliar

Anis mengatakan para pelukis yang berpartisipasi di Pasar Seni Lukis Indonesia 2018 berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mayoritas diikuti oleh para pelukis dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

130 lukisan karya lukisan yang didonasikan untuk korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala tampak dipamerkan di ruang tengah arena Pasar Seni Lukis Indonesia 2018.

"Sebenarnya di ruang tengah ini kami siapkan sebagai ruang pamer bagi karya-karya pelukis peserta Pasar Seni Lukis Indonesia 2018. Tema pameran adalah `Pesona Indonesia`, yang sudah kami konsep sejak lama," katanya.

Baca juga: Pompeo kembali sampaikan komitmen Amerika bantu pemulihan Palu

Menyusul gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, karya-karya dari para pelukis yang dipamerkan di ruang tengah arena Pasar Seni Lukis Indonesia 2018 itu kemudian disepakati 50 persen hasil penjualannya akan didonasikan bagi para korban.

"Kami dari panitia tidak mematok harga yang pasti untuk karya-karya lukisan yang akan didonasikan. Jadi silahkan pembeli melakukan negosiasi sendiri dengan pelukisnya," ucap Anis.

Baca juga: Jaringan Telkomsel pulih 100 persen di Palu dan Donggala
 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Hanif Nashrullah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018