Tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun masyarakat sempat mengungsi ke tempat ibadah, rumah keluarga yang lebih aman
Lubukbasung, Sumbar (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat merilis 402 jiwa warga di dua kecamatan daerah itu terdampak banjir akibat curah hujan tinggi yang melanda sejak Kamis (11/10) sore hingga Jumat (12/10) dini hari.

"Mereka ini berasal dari 103 kepala keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Wahyu Bestari di Lubukbasung, Jumat.

Ia mengatakan, sebanyak 402 jiwa itu tersebar di Pasi Paneh dan Sungai Nibuang Kecamatan Tanjungmutiara sebanyak 200 jiwa dari 60 kepala keluarga.

Sementara di Bawan, Gantiang dan Anak Aia Gasiang Kecamatan Ampeknagari sebanyak 202 jiwa dari 53 kepala keluarga.

"Tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun masyarakat sempat mengungsi ke tempat ibadah, rumah keluarga yang lebih aman dan lokasi pengungsian yang kita sediakan," katanya.

Air mulai menggenangi rumah-rumah warga pada Kamis (11/10) sekitar pukul 16.00 WIB dengan ketinggian mencapai 50 centimeter sampai 1,5 meter.

Di Pasia Paneh, Sungai Nibuang, Gantian dan Bawan, genangan air sudah mulai berkurang. Warga sudah mulai membersihkan peralatan rumah mereka.

Sedangkan di Anak Aia Gasiang Kecamatan Ampeknagari, ketinggian air masih satu sampai 1,5 meter.

Untuk ke lokasi, Satgas BPBD, Dinas Sosial dan lainnya menggunakan perahu.

"Kami telah memberikan makanan kepada warga di Anak Aia Gasiang dengan jumlah 52 jiwa," katanya.

Banjir yang merendam 103 unit rumah itu akibat curah hujan tinggi melanda daerah tersebut sejak Kamis (11/10) sore sampai Jumat (12/10) dini hari, sehingga Sungai Batang Masang meluap ke permukaan.

Selain banjir, tambahnya, juga ada pohon tumbang di Kelok 44 dan Lubuk Aluang Kecamatan Ampeknagari.

Dengan kejadian itu, ia mengimbau warga yang tinggal di dataran rendah dan diperbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara mengungsi ke daerah lebih aman saat curah hujan tinggi melanda daerah itu.

"Ini bertujuan agar warga tidak menjadi korban jiwa saat bencana tersebut melanda daerah itu," katanya.


Baca juga: 1.500 keluarga di Agam terisolasi karena banjir
 

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018