Phnom Penh,  Kamboja, (ANTARA News)  - Kementerian Pariwisata menilai pameran paket dan destinasi wisata Kamboja Travel Mart (CTM) masih kecil skalanya namun diyakini akan berkembang pesat. 

"Kalau dari kementerian sendiri memang belum kepikir untuk ikut,  karena memang skalanya masih sangat kecil," kata Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Masruroh kepada Antara di Phnom Penh Kamboja,  Jumat malam. 

Ia menyebutkan penyelenggaran CTM 2018 merupakan tahun kedua yang pesertanya juga masih sedikit. 

"Peserta yang international booth baru ada Taiwan, Thailand dan Korea," katanya. 

Masruroh menyebutkan meskipun masih kecil namun ada perwakilan Indonesia di pameran tersebut oleh KBRI Phnom Penh.

"KBRI bikin booth dan kita bawa seller,  tapi kalau partisipasi langsung dari Indonesia kayaknya investasinya masih terlalu besar deh," katanya.  

Ia mengaku tidak mengetahui bagaimana kondisi pada penyelenggaraan tahun ketiga atau 2019 nanti. 

"Nggak tahu kalau nanti tahun ketiga, tapi saya yakin CTM akan besar karena yang bikin itu media yang besar di Asia Pasifik, yang juga pegang ATF,  ITB Asia,  juga beberapa event travel show lainnya, dan punya kontak dengan travel agent yang bagus," lainnya. 

Ia menyebutkan ke depan pemerintah akan mempertimbangkan partisipasi langsung dari kemenpar. "Kalau sekarang masih dari embassy," katanya. 

Wisata Halal  
 
Sementara itu mengenai pengembangan wisata halal,  Masruroh mengatakan sebenarnya  sudah menerapkan konsep halal namun pasar menuntut logo.

"Pasar muslim dunia itu sangat peduli terhadap cap,  sertifikat,  makanya kita juga kerja sama dengan MUI untuk standarisasi halal, itu sebenarnya hanya untuk market,  sudah halal sih tapi market biar benar-benar percaya kalau itu halal," katanya.  

Ia menyebutkan kalau produsen sendiri yang melakukan sertifikasi halal maka urusannya akan lain. 

Menurut dia, Kamboja yang mulai mengembangkan wisata muslim juga memperhatikan sertifikasi halal itu. 

"Mereka ingin orang Indonesia, Malaysia datang ke sini, makanya perlu sertifikasi bahwa makanannya itu halal," katanya.  
 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018