Dengan mengentaskan 15.000 desa maka dengan kata lain dapat mencapai tiga kali lipat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meyakini Kemendes PDTT dapat mengentaskan 15.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang pada 2019.

Dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Minggu, Kemendes PDTT menegaskan dengan mengentaskan 15.000 desa maka dengan kata lain dapat mencapai tiga kali lipat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.

"Di dalam RPJMN kita ditargetkan untuk mengentaskan sebanyak 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang. Maret ini sudah lebih dari 10.000 desa terangkat menjadi desa berkembang. Insyaallah 2019 bisa 15.000, tiga kali lipat," ungkapnya saat menjadi pembicara kunci pada Dialog Nasional 'Efektifkah Dana Desa' di Jakarta.

Menteri Eko mengatakan Dana Desa memiliki pengaruh besar terhadap percepatan pengentasan desa tertinggal dan dikucurkan langsung kepada seluruh desa dari pemerintah pusat tanpa terkecuali.

"Dulu dana untuk desa dikucurkan ke setiap kabupaten. Nah, di kabupaten tidak merata diberikan ke seluruh desa. Karenanya dengan dana desa, semua anggaran dibagi merata," kata Eko Putro.

Dia mengungkap Dana Desa pada 2018 berjumlah Rp60 triliun, dengan 80 persen di antaranya dibagi rata ke seluruh desa dan 20 persen sisanya dibagi berdasarkan afirmasi desa miskin, jumlah penduduk, dan kategori desa tertinggal.

Eko mengatakan Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus diimbangi dengan pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan. Jika tidak, maka meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan berpotensi menimbulkan gejolak sosial.

"Kalau kita tidak perhatikan desa maka akan terjadi kesenjangan. Ini akan menimbulkan gejolak sosial. Maka prediksi pengamat yang mengatakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor empat dunia tidak akan tercapai," ujarnya.

Menurutnya, penurunan tingkat kemiskinan di desa saat ini juga cukup signifikan. Dalam tiga tahun terakhir, penurunan angka kemiskinan di desa lebih dari 1,2 juta jiwa. Angka ini berbanding jauh dengan penurunan angka kemiskinan di kota yang mencapai 580.000 jiwa.

"Sekarang cari pembantu, babysitter sudah sulit. Karena di desa sekarang sudah ada pekerjaan. Jadi sekarang kalau ada pembantu, baik-baik sama pembantu, karena mencarinya sekarang sudah susah," ujarnya.(KR-MSU)

Pewarta: Maya Sofiana Utami
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018