Jakarta (ANTARA News) - Masjid-masjid darurat dibangun di lokasi-lokasi pengungsian di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi untuk memudahkan warga muslim yang menjadi korban bencana menunaikan kewajiban ibadah.

Pembangunan masjid darurat di lokasi pengungsian antara lain dilakukan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI), Palang Merah Indonesia (PMI) serta Yayasan Kalla, tiga organisasi pimpinan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Yadi Jentak dari DMI menyampaikan informasi pada Minggu bahwa hingga hari ini DMI telah mendirikan masjid darurat yang dilengkapi dengan peralatan pengeras suara di Loli Pesua (Kabupaten Donggala), Lasoani di Balaroa dan Petobo Atas (Kota Palu), serta di Jono Oge (Kabupaten Sigi).

DMI akan memasang 100 set peralatan sistem tata suara masjid di kamp-kamp pengungsian, baik yang dibangun PMI, Baznas, TNI/Polri maupun lembaga lainnya.

Masjid darurat di kamp pengungsian dibangun dengan memanfaatkan tenda bantuan dari Swiss dan Turki.

Dalam kerja sama ini, PMI membangun tenda untuk masjid darurat, Yayasan Kalla menyediakan sistem tata suara dan pengeras suara, dan DMI mendatangkan teknisi yang berpengalaman mengatur sistem tata suara masjid.

Pada tahap pertama, DMI mendapat bantuan 10 set paket sistem tata suara masjid dari Yayasan Kalla. Peralatan pengeras suara tersebut dipasang di 10 masjid darurat yang telah disiapkan oleh PMI.

"Pak JK memerintahkan kami untuk memberangkatkan tim ke Sulteng," kata Yadi Jentak yang  juga Koordinator Akustik Masjid untuk Sulawesi Tengah mengenai arahan Ketua Umum DMI Pusat Jusuf Kalla.

Tim yang diberangkatkan meliputi lima orang yang selain memasang peralatan pengeras suara masjid darurat juga mensurvei masjid yang rusak akibat bencana.

Baca juga: Warga Sigi gotong-royong bangun mushalla di pengungsian

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018