Jakarta (ANTARA News) - Ada beragam karya dan tema yang akan hadir dalam Kolaborasi Jakarta Fashion Week —Senayan City, FASHIONLINK #BLCKVNUE tahun ini, mulai dari tema biota laut hingga budaya Korea.  

Safira Lavinia melalui merek Sav Lavin misalnya, yang akan menyuguhkan sisi emosional dirinya melalui tema biota laut. 

"Konsepnya mau eksplore koleksi, bagian emosional diri yang dituangkan ke dalam biota laut, mahluk dari bawah laut. Warnanya pakai hitam, merah muda, merah, kuning mustard, navy blue, putih dan silver. Semuanya terinspirasi dari bawah laut," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu. 

Dari sisi desain busana, dia akan menghadirkan gaya era tahun 1990-an yang di-mix dengan army look dan terwujud dalam celana-celana berpotongan besar serta outer-outer dengan beragam bahan mulai dari silk, katun hingga rayon. 

Selain itu adapula merek Kami yang siap menampilkan busana terinspirasi kebudayaan Korea namun tak terlalu tradisional. Akan ada unsur lukisan dan elemen-elemen dari istana di Korea yang masuk dalam konsep busana. Bahan yang digunakan yakni silk, katun dan polyester. 

Tak melulu busana, Kara Nugroho dan Putri Katianda melalui merek sandal PVRA ( pura) juga akan memamerkan karya terbarunya yang bekerjasama dengan pengrajin di Sumba, Nusa Tenggara Timur. 

"Kami mengajak teman-teman kembali bermimpi, bekerjasama dengan pengrajin di Sumba, NTT untuk anyaman yang kami aplikasikan ke sepatu kami. Kami masukan koleksi baru, heels yang bervariasi mulai dari 5 cm dan 7 cm," tutur Kara. 

Dalam kesempatan itu, Direktur Jakarta Fashion Week, Lenny Tedja, menargetkan sekitar 40 ribu pengunjung bisa mampir ke perhelatan JFW tahun ini. Terlebih, akan ada beragam kolaborasi baru dengan partner internasional dengan perancang Indonesia Fashion Forward. 

Dia menjanjikan penampilan lebih dari 2600 koleksi karya 204 perancang dan merek label nasional dan internasional pada gelaran yang akan berlangsung 20 Oktober-26 Oktober mendatang itu. 

Baca juga: Akan ada koleksi kolaborasi lima perancang di JFW 2019

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018