Pekanbaru (ANTARA News) - Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, memiliki potensi gas alam untuk dibangun infrastruktur pipa jaringan gas  (jargas).

"Kami memiliki sumber gas untuk dimanfaatkan sebagai pipa jaringan gas, saya rasa akan bermanfaat sekali bagi masyarakat sekitar," kata Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir kepada Antara di Pekanbaru, Riau, Rabu malam.

Menurutnya, apabila sudah dibangun pipa jaringan gas maka dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar, sebab walaupun Kepulauan Meranti memiliki gas alam. Namun masyarakat sempat mengeluhkan langka dan mahalnya gas LPG.

Dengan adanya jargas, maka masyarakat dapat beralih menjadi konsumen jargas, bukan LPG.

Potensi sumur gas Kepulauan Meranti, menurut Irwan, belum dimaksimalkan secara optimal. Dari lima sumur gas yang saat ini tahap eksplorasi, baru satu yang sudah dieksploitasi.

Saat ini satu sumur dikelola oleh PT Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait, sebagai operator blok Malacca.

Dari data terakhir tahun 2017 EMP, sepanjang Januari-September,  produksi minyak dari Blok Malacca Strait sebesar 1.132 barel per hari (bph). Sedangkan gas sebesar 1,8 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Namun,  Irwan menjelaskan belum ada langkah pemerintah untuk mengembangkan di Kabupaten Kepulauan Meranti. "Saya rasa mungkin karena potensinya belum banyak diketahui, saya harapkan bisa terealisasi pemerintah membantu kami membangun infrastruktur jargas," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah melalui PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk menargetkan bisa membangun sekitar satu juta jaringan gas di seluruh wilayah Indonesia yang nantinya akan disambungkan untuk kebutuhan rumah tangga.

"Jumlah rumah tangga di Indonesia saat ini adalah 126 juta. Rencana umumnya kita 4,5 juta jargas terpasang untuk rumah tangga. Tapi kami targetkan atau kami maunya satu atau dua tahun ke depan itu bisa terbangun jargas untuk 1 juta pelanggan," kata Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo.

Baca juga: Pertamina miliki jaringan pipa gas terpanjang se-Asean

Baca juga: Pemerintah disarankan bangun jaringan gas di pemukiman baru dan hunian vertikal

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018