New Delhi (ANTARA News) - Seorang menteri muda pemerintah India mengundurkan diri, Rabu, untuk menghadapi tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap belasan perempuan saat ia masih menjalani karier sebagai wartawan.

Kasus itu merupakan kejadian paling menggemparkan di tengah gerakan antipelecehan seksual, #MeToo, di India.

Sejumlah perempuan menuduh Menteri Muda Urusan Luar Negeri, M.J. Akbar, telah bertindak tidak pantas sebelum ia memasuki dunia politik, demikian Reuters melaporkan.

Akbar dulu merupakan seorang editor terkemuka yang mendirikan beberapa penerbitan, termasuk Asian Age.

Ia membantah tuduhan tersebut dan telah mengajukan tuntutan hukum atas perempuan-perempuan yang dianggap telah memfitnahnya.

"Karena saya telah memutuskan untuk mencari keadilan di pengadilan sebagai pribadi, menurut saya sepantasnya jika saya mengundurkan diri dari jabatan dan menghadapi tuduhan-tuduhan palsu yang dilemparkan kepada saya sebagai pribadi," kata Akbar dalam pernyataan.

Baca juga: Perempuan India korban pelecehan seksual sumbangkan pakaian sebagai bentuk protes
Baca juga: India luncurkan aplikasi mobile anti-pemerkosaan


Gerakan #MeToo, yang dimulai di Amerika Serikat lebih dari setahun lalu untuk menentang pelecehan pria-pria berkuasa di industri hiburan, menarik perhatian di India pada akhir September lalu setelah aktris Tanushree Dutta mengatakan aktor Nana Patekar bertindak tidak senonoh saat pembuatan film yang mereka bintangi pada 2008. Patekar membantah melakukan kesalahan.

Sejak itu, belasan pria di dunia media, hiburan, politik dan seni dihujani berbagai tuduhan kejahatan, dari pelecehan seksual hingga pemerkosaan.

"Sebagai perempuan, kita merasa terbebaskan dengan pengunduran diri MJ Akbar. Saya menanti hari ketika saya juga mendapatkan keadilan di pengadilan," kata wartawati Priya Ramani, yang pertama kali menyatakan tuduhan terhadap Akbar, melalui Twitter.

Akbar, 67 tahun, telah menuntut Ramani dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Kasus tersebut dijadwalkan disidangkan di sebuah pengadilan di New Delhi pada Kamis.

"Akhirnya kebenaran menang," kata Ghazala Wahab, wartawati lainnya yang menuduh Akbar melakukan pelecehan secara fisik, kepada CNN NEWS 18.

Pimpinan Akbar, yaitu Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj serta Menteri Kesejahteraan Perempuan dan Anak-anak Maneka Gandhi, sama-sama tidak menginginkan Akbar tetap menjabat saat ia menjalankan tuntutan hukum terhadap para penuduhnya, kata beberapa sumber yang tidak bisa disebutkan namanya.

Sejak kembali dari lawatan di Afrika pada Minggu, Akbar berusaha bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi namun tidak berhasil. Ia juga meminta bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval, namun permintaan itu juga tidak dipenuhi.

Editor: Tia Mutiasari/Eliswan Azly

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018