"Sudah saatnya manajemen meninggalkan pola 'business as usual'
Jakarta (ANTARA News) - PT Surveyor Indonesia (Persero), BUMN bidang jasa survei, inspeksi, dan konsultasi, siap memperkuat bisnis berbasis digital sebagai bagian dari tranformasi korporasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat.

"Memperkuat bisnis berbasis digital yang diharapkan mulai tahun 2019, menjadi keharusan bagi Surveyor agar mampu memenangkan persaingan usaha baik di dalam negeri maupun global," kata Direktur Utama Surveyor Indonesia Dian M Noer dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, memperluas cakupan bisnis lewat digitalisasi sekaligus antisipasi pasar terkait tekanan kemungkinan penurunan pendapatan usaha ke depan.

"Sudah saatnya manajemen meninggalkan pola business as usual (menjalankan bisnis seperti biasanya), tetapi harus ada skenario menyesuaikan dengan perkembangan dan berbagai perubahan bisnis ke depan," ujarnya.

Surveyor Indonesia akan membuat suatu produk berupa aplikasi yang bisa digunakan untuk sinkronisasi data lintas perusahaan atau lembaga pemerintahan. 

"Di Indonesia, kesulitan soal data ini, data BPS dan kementerian saja tidak ada kesesuaian. Itu satu peluang bagi kami untuk masuk," ujarnya.

Untuk itu, Surveyor Indonesia telah mencanangkan Road Map Transformasi 3.0 mencakup lima pilar, yaitu High Performance Culture, New Business Development, New Operating Model, Market Expansion & Acceleration, serta Costumer Focus & Services Excellence.

"Diharapkan Surveyor Indonesia memiliki masa depan yang cerah dan bisnis yang berkesinambungan,” ujar Dian.

Dalam implementasinya, perseroan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tidak hanya teknis tetapi juga menguasai teknologi digital, menciptakan produk atau solusi digital yang mampu menopang bisnis internal sekaligus memasuki pasar baru tidak hanya di dalam negeri tetapi juga harus memiliki kompetensi untuk bersaing di tingkat internasional.

Selanjutnya, menyesuaikan produk inisiatif dengan platform perangkat digital, membuka peluang ekspansi ke luar negeri baik secara sendiri maupun bersinergi dengan BUMN, mempertahankan klien dengan memberikan pelayanan skala tertinggi dan level tertinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan mitra.

Selama 2018, empat sektor andalan Surveyor Indonesia yaitu sektor penguatan institusi dan kelembagaan, migas dan sistem pembangkit, mineral dan batu bara, dan bisnis infrastruktur.

Pada 2018, manajemen menargetkan pendapatan sekitar Rp1,21 triliun atau meningkat 20 persen dibanding pendapatan 2017 yang Rp1,01 triliun.

Pertumbuhan pendapatan 2018 didorong meningkatnya nilai kontrak pada empat sektor andalan dan program efisiensi yang dilakukan perusahaan.

Saat yang bersamaan perseroan diproyeksikan mampu mencetak laba sebelum pajak pada 2018 sebesar Rp159 miliar atau tumbuh 22 persen dibanding 2017.

Baca juga: Surveyor Indonesia raih predikat BUMN terbaik versi Infobank
Baca juga: Surveyor bukukan pendapatan Rp514 miliar semester I
 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018