Jakarta (ANTARA News) - Anak-anak menjadi pemilih dalam makanan tak terjadi begitu saja. Setidaknya ada dua penyebab utama, salah satunya karena mengalami gangguan non fisiologisnya. 

Ahli gizi dari Poltekkes Kemenkes, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. mengatakan pada sisi ini, anak merasa makan merupakan suatu beban. Bisa jadi, karena tampilan makanan tak menarik dan makanan yang diperkenalkan padanya kurang beragam. 

"Memberikan makanan pada anak tidak hanya transfer makanan. Ada unsur cinta, kasih sayang, stimulasi dan pendidikan. Kalau tidak begitu, anak bisa merasa makan itu beban. Bisa jadi juga dia merasa tampilan makanan tidak menarik, bosan pada makanan itu-itu saja," ujar dia di Jakarta, Sabtu. 

Dia menyarankan orangtua mengenalkan ragam makanan sehat pada anak sejak dini, misalnya usia 6 bulan atau saat dia sudah mendapatkan makanan di luar ASI. 

Baca juga: Waktu terbaik kenalkan makanan sehat pada anak

Anak menjadi pemilih makanan juga bisa karena mengalami gangguan dalam fisiologisnya, misalnya karena infeksi atau peradangan di tubuhnya. 

"Karena gangguan fisiologis (ada infeksi, inflamasi), nafsu makan menurun, bila tidak diselesaikan. Bila kondisi ini orangtua biarkan, maka bisa menganggu keseimbangan status gizinya," kata Rita. 

Baca juga: Picky Eater pada anak bisa sebabkan stunting
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018