Kita menggunakan sebuah metode yang namanya kerangka sampel area yang merupakan inovasi yang dilakukan BPPT dan sudah mendapat penghargaan dari LIPI
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) untuk melakukan penghitungan luas panen gabah kering giling (GKG) untuk kemudian dikonversi menjadi proyeksi produksi beras secara nasional.

"Kita menggunakan sebuah metode yang namanya kerangka sampel area yang merupakan inovasi yang dilakukan BPPT dan sudah mendapat penghargaan dari LIPI," kata Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Wapres Jakarta, Senin.

Selama tiga tahun terakhir, BPS tidak merilis data proyeksi produksi beras karena data luas lahan dari Kementerian Pertanian dinilai tidak valid untuk menghitung luas panen gabah tersebut.

Sehingga, BPS melakukan perbaikan metode penghitungan proyeksi produksi beras tersebut bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Suhariyanto menjelaskan pembaruan informasi luas lahan bahan baku sawah pada 2018 mencapai 7,1 juta hektar. Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 635 ribu hektar.

"Ini akan menjadi dasar penghitungan untuk mengestimasi angka produksi, dan saya simpulkan dengan luas bahan baku sawah 7,1 juta hektar dan menggunakan metode KSA, maka luas panen padi pada 2018 diperkirakan 10,9 juta hektar," jelas Suhariyanto.

Dari hasil luas panen tersebut, lanjutnya, produksi padi dalam bentuk GKG diperkirakan sebanyak 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras.

Sementara itu, angka konsumsi beras rata-rata per provinsi di 2017 sebesar 117,58 Kg per kapita per tahun atau setara dengan total konsumsi 29,50 juta ton secara nasional.

"Jadi (nilai) produksi dikurangi konsumsi berarti masih ada surplus 2,85 juta (ton). Surplus ini tersebar di 14,1 juta rumah tangga produsen. Sekitar 47 persennya ada stok di penggilingan, ada stok di pedagang dan sebagainya," ujarnya.

Baca juga: Wapres: Pemerintah perbaiki metode produksi beras
Baca juga: BPS akan rilis data produksi beras yang lebih akurat


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018