Bekasi  (ANTARA News) - Fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facilities (ITF) Sunter akan sanggup menampung hingga 2.200 ton sampah warga ibu kota per hari dan kemudian dikonversi menjadi 35 megawatt listrik.

"ITF alhamdulillah kabarnya baik. Insya Allah bulan Desember 2018 sudah bisa kita groundbreaking di Sunter," ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan usai melakukan pertemuan tertutup bersama Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk membahas khusus penyelesaian polemik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Balai Kota Jakarta, Senin.

Disebutkan, ITF Sunter akan menjadi fasilitas pengubah sampah menjadi energi yang pertama dan terbesar di Jakarta dengan standar yang sangat tinggi, dan diproyeksikan bisa menekan 25 persen volume sampah di Jakarta. 

Operasional ITF Sunter, merupakan satu dari enam lokasi di Jakarta yang kini tengah disasar sebagai tempat pembuangan sampah bagi warga Jakarta dengan harapan volume sampah yang sampai ke TPST Bantargebang bisa ditekan seminim mungkin.

 Proyek ITF tersebut telah bergulir sejak beberapa tahun terakhir yang hingga kini sebagian besar telah melalui tahap pembebasan lahan dan pematangan lahan.

Selain di Sunter, ITF juga rencananya akan dibangun di tiga titik lainnya, yakni di Marunda Jakarta Utara, Kosambi Jakarta Barat, dan di kawasan Jakarta Timur.

ITF Sunter merupakan proyek kerja sama antara PT Jakarta Propertindo (BUMD) dengan perusahaan asal Finlandia, Fortum.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menilai kehadiran ITF di Jakarta merupakan salah satu solusi mengatasi persoalan sampah di Bantargebang yang kini bervolume 300 juta meter kubik sejak 30 tahun beroperasi di atas lahan seluas 110,5 hektare.

"Kalau Pak Gubernur bisa dengan ITF-nya 2.200 ton sampah di salah satu unit sebenarnya bisa cukup, karena DKI uangnya banyak," kata Rahmat.  

Baca juga: Pengelolaan sampah ITF di Sunter segera dibangun
Baca juga: ITF Sunter mampu musnahkan sampah 2.200 ton setiap hari

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018