Indonesia perlu terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas, termasuk di sektor energi, tentunya juga dengan menjamin ketersediaan dan keterjangkauannya
Jakarta (ANTARA News) - Pejabat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengingatkan Indonesia perlu meningkatkan produktivitas bidang energi untuk mendukung peningkatan kinerja perekonomian.

"Indonesia perlu terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas, termasuk di sektor energi, tentunya juga dengan menjamin ketersediaan dan keterjangkauannya," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna  Montty saat memberikan sambutan dalam acara diskusi bertajuk "World and Indonesia Energy Outlook 2018" di Jakarta, Selasa.

Montty mengatakan pemerintah terus berupaya menciptakan peluang investasi dalam bidang energi untuk meningkatkan potensi sumber daya yang makin menipis.

Salah satu caranya adalah dengan menyediakan lebih banyak kemudahan dalam peningkatan daya tarik investasi dalam sektor energi.

Upaya meningkatkan masuknya modal dalam dunia energi patut dilakukan mengingat Indonesia saat ini merupakan salah satu daerah tujuan investasi yang didukung oleh kondisi perekonomian yang baik.

Meski demikian, ia mengingatkan masih adanya ketidakpastian global karena kenaikan suku bunga The Fed dan ancaman terjadinya perang dagang yang dapat menghambat masuknya investasi.

"Pesatnya perkembangan ekonomi dunia saat ini masih diwarnai ketidakpastian yang dipicu oleh intensitas persaingan perdagangan yang meningkat," kata Montty.

Publikasi BP pada 2017 menyatakan permintaan energi global telah meningkat 2,2 persen, atau melebihi rata-rata 1,7 persen selama 10 tahun terakhir.
Tren pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kinerja ekonomi yang semakin kuat di negara-negara maju dan melambatnya laju peningkatan intensitas energi.

Permintaan terhadap minyak dunia mengalami peningkatan 1,8 persen, dengan pertumbuhan produksi berada di bawah rata-rata selama dua tahun berturut-turut.
Sedangkan, penggunaan gas alam naik hingga tiga persen dengan peningkatan produksi meningkat hingga sebesar empat persen.

Peningkatan konsumsi ini merupakan pertumbuhan tercepat sejak era krisis keuangan global, yang didukung oleh lonjakan permintaan gas di China. 
Penggunaan gas di negara tersebut meningkat hingga lebih dari 15 persen karena adanya kebijakan lingkungan dari pemerintah China.

Baca juga: Kemenko Perekonomian sosialisasikan sistem perizinan terintegrasi di Lombok

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018