Jakarta (ANTARA News) - Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Braille yang diperuntukkan bagi penyandang disabilititas netra.

 "KBBI Braille ini akan diluncurkan pada pelaksanaan Kongres Bahasa Indonesia XI yang diselenggarakan pada 28 hingga 31 Oktober," ujar Kepala Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Prof Dadang Sunendar, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

 KBBI tersebut, lanjut dia, disusun untuk mewujudkan keadilan dan akses bagi penyandang disabilitas.

Alih huruf menjadi KBBI Braille tersebut dilakukan dengan melibatkan penyandang disabilitas netra langsung sebagai pengguna kamus melalui beberapa tahap.

Tahap pertama adalah pengalihan huruf latin ke Braille kemudian dicetak. Tahap kedua adalah penyuntingan oleh penyandang disabilitas netra untuk menghindari kesalahan penulisan, keterbacaan, dan sebagainya. Tahap ketiga adalah pencetakan dan penjilidan KBBI Braille.

Secara keseluruhan KBBI tersebut dibagi menjadi 138 jilid dan setiap jilid berisi 50 lembar kertas khusus cetakan Braille yang terdiri atas bagian depan kamus yang berisi petunjuk pemakaian, bagian batang tubuh berupa entri kamus dari A-Z dan bagian belakang yang berisi lampiran.

 Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XI mengusung tema “Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia”.
Ada sembilan subtema yang dikembangkan dari tema besar itu, yaitu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik, bahasa, sastra, dan teknologi informasi, ragam bahasa dan sastra dalam berbagai ranah kehidupan.

Selain itu, pemetaan dan kajian bahasa dan sastra daerah, pengelolaan bahasa dan sastra daerah, bahasa, sastra, dan kekuatan kultural bangsa Indonesia, bahasa dan sastra untuk strategi dan diplomasi, dan politik dan perencanaan bahasa dan sastra.

Kongres Bahasa Indonesia XI Tahun 2018 menghadirkan 27 pembicara kunci dan undangan, serta 72 pemakalah seleksi yang berasal dari dalam dan luar negeri. Tamu undangan yang hadir merupakan perwakilan dari 26 negara-negara sahabat.

Peserta yang akan mengikuti kongres tersebut berjumlah 1.031 orang yang terdiri atas para pemangku kepentingan, seperti pejabat publik, akademisi, budayawan, tokoh pegiat, pakar, guru, praktisi/pemerhati bahasa dan sastra Indonesia serta daerah, serta para tamu undangan.
 
Baca juga: Badan Bahasa: 25 juta orang akses KBBI daring
Baca juga: 139 bahasa daerah terancam punah

 

Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018