Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di beberapa titik di Jakarta Barat untuk mengurangi bau air kali terkendala dana dan lahan.

"Perlu sekitar Rp1 miliar lebih. Tetapi yang utama adalah lahan, paling tidak 200 meter untuk yang pakai alat (IPAL)," ujar Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat Imron Syahrin di Jakarta, Rabu.

Pembangunan IPAL untuk menjadikan air kali di Jakarta Barat yang bau menjadi air baku yang bisa digunakan masih belum merata.

Sementara hingga saat ini, pihaknya sudah membangun beberapa IPAL di beberapa titik rumah susun, seperti di Rusun Damkar Cengkareng, Rusun Damkar Kalideres dan Rusun Bambu Larangan.

"Rusun Kebersihan dan Rusun Damkar di Cengkareng sudah dibangun dua bulan lalu. Air limbah rumah tangga ditampung dan diolah jadi bersih, air baku yang bisa buat mandi," ujar dia.

Sudin SDA Jakarta Barat juga sudah mewacanakan pembangunan IPAL di Kali Cibubur, Kelurahan Krendang, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Namun pembangunannya belum terealisasi karena terkendala besarnya biaya.

"Rencananya di Kali Cibubur itu mau dibikin semacam 'long storage' atau tampungan air panjang, tapi nanti biar tidak bau harus diolah dulu pakai IPAL. Cuma teknologinya mahal dan lahannya tidak ada, mau ditaruh di mana alatnya," kata Imron.  

Baca juga: BPPT dorong pembangunan Ipal komunal Sungai Ciliwung
Baca juga: DKI akan bangun 15 titik IPAL terpadu
Baca juga: Ratusan pabrik di Tangerang tak miliki IPAL

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018