Samarinda (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo bertolak ke Samarinda, Kaltim, untuk meresmikan Bandara Maratua dan Bandara APT Pranoto di Samarinda sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan konektivitas nasional dalam mencapai keseimbangan pembangunan.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Bandara APT Pranoto Samarinda, Kamis, mengatakan beroperasinya bandara baru di Samarinda menjadi kabar baik bagi masyarakat Kaltim.

"Ini membahagiakan masyarakat Kaltim karena selama ini masyarakat Samarinda harus melalui Balikpapan sehingga membutuhkan waktu yang panjang dan dengan dihubungkan langsung dengan Jakarta maka Samarinda akan menjadi suatu daerah potensi ekonomi dan wisata yang semakin baik," katanya.

Presiden sendiri akan hadir untuk meresmikan Bandara Maratua dan Bandara APT Pranoto rencananya akan dilaksanakan di satu lokasi yaitu di Bandara APT Pranoto, Samarinda.

Sementara Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, M Pramintohadi Sukarno mengatakan bahwa untuk mewujudkan konektivitas nasional Ditjen Perhubungan Udara ditargetkan membangun 15 Bandara baru sampai dengan akhir 2019. 

Sampai saat ini telah selesai dibangun dan dioperasikan 10 Bandara Baru dari 15 Bandara tersebut. Ke 10 bandara baru tersebut yaitu Anambas, Namniwel, Miangas, Morowali, Werur, Maratua, Koroway Batu, Kertajati, Samarinda Baru, dan Tebelian.

“Kami telah selesai membangun 10 Bandara baru dan sudah dioperasikan, secara bergiliran nanti akan diresmikan oleh Bapak Presiden. Dalam waktu dekat ini Bandara Samarinda Baru dan Maratua di Kalimantan Timur akan diresmikan”, jelas Pramintohadi.

Kedua bandara yang akan diresmikan secara operasional sudah beroperasi dengan baik. Bandara Maratua yang berada di pulau terdepan Indonesia telah menjadi penanda kehadiran negara Indonesia di wilayah tersebut, dan nantinya bandara ini akan terus dikembangkan sesuai dengan pertumbuhan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

Pembangunan Bandara Maratua, awalnya diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Berau dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008, selanjutnya pembangunan ini diteruskan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, sehingga selesai pada tahun 2017. 
Bandara Maratua telah beroperasi dengan baik dan fasilitas yang tersedia juga sudah lengkap.

“Saat ini bandara telah memiliki landas pacu berukuran 1.600m x 30m, taxiway dengan ukuran 75m x 15m dan apron 70m x 100m sehingga pesawat jenis ATR 72 dapat dilayani dengan baik di bandara ini," kata Pramintohadi. 

Maskapai yang telah beroperasi di bandara ini adalah Garuda Indonesia jenis ATR 72 yang beroperasi setiap hari Sabtu dengan rute penerbangan Balikpapan-Maratua pp. Sedangkan pesawat Susi Air jenis Grand Caravan beroperasi setiap hari Rabu dengan rute Tarakan-Maratua, Maratua-Berau pp. 
Tercatat pada 2017 Bandara Maratua telah melayani penumpang datang dan berangkat 693 dan 692 orang. Sedangkan pada 2018 terjadi kenaikan penumpang datang dan berangkat 1.220 dan 1.303 orang.

Untuk Bandara APT Pranoto adalah bandara pengganti Bandara Temindung yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi, runway sangat terbatas hanya berukuran 1.040m x 23m, berada di lokasi padat pemukiman sehingga keselamatan dan keamanan penerbangan sangat rawan. Selain itu bandara tersebut selalu menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba.

“Bandara APT Pranoto hadir menggantikan Bandara Temindung untuk melayani kebutuhan transportasi udara masyarakat Samarinda dan sekitarnya, serta mempercepat perkembangan dan pemerataan ekonomi di wilayah Kalimantan Timur," jelas Pramintohadi.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai membangun Bandara APT Pranoto pada 2011, dan pada 2013 terminal selesai dibangun. Pembangunannya sempat terhenti sebelum dilanjutkan kembali pada awal 2015 dengan menyelesaikan bangunan sisi udara secara bertahap. 

Pada 2016 diikuti dengan penyerahan bandara ini dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk dikembangkan dan dioperasikan.

Awal beroperasi, Bandara APT Pranoto melayani rute penerbangan dan penumpang yang selama ini beroperasi di Bandara Temindung, dan juga melayani penumpang dari Bandara Sepinggan Balikpapan karena 80 persen penumpang Sepinggan berasal dari sekitar Samarinda.

Saat ini spesifikasi Bandara APT Pranoto memiliki ukuran runway 2.250m x 45m, taxiway berukuran 173 x 23m, apron 300m x 123m, dan mampu melayani pesawat Boeing 737-900 ER. Adapun di sisi darat telah dibangun gedung terminal seluas 12.700 m2 mampu menampung penumpang dengan kapasitas 1.500.000 pax/tahun serta gedung hanggar seluas 36.342 m2.

“Dengan adanya bandara, konektivitas transportasi tentu menjadi lebih baik, dan mobilitas barang dan masyarakat juga meningkat lebih baik lagi. Secara ekonomi, hal ini akan menciptakan daya saing karena distribusi komoditas menjadi lebih efisien sehingga dapat mengurangi disparitas harga, sehingga harga-harga barang menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat,” kata Pramintohadi.

Konektivitas transportasi udara semakin mudah di akses dan dijangkau serta masyarakat yang ingin menikmati keindahan panorama surga bawah laut di Kepulauan Derawan dan pulau-pulau disekitarnya seperti Pulau Maratua dan Pulau Kakaban, lebih mudah dengan hadirnya Bandara Maratua yang sudah beroperasi sejak akhir 2017. 

"Begitupun bagi yang ingin menuju Samarinda, Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto sudah siap melayani. Kedua bandara tersebut siap diresmikan dalam waktu dekat ini," katanya.

Baca juga: Bandara Pranoto Samarinda siap diresmikan Presiden

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018