Jakarta (ANTARA News) - Bank Rakyat Indonesia merencanakan memiliki satelit generasi kedua BRIsat dalam dua hingga tahun mendatang untuk menunjang bisnis sekaligus sebagai mitigasi jika terjadi kendala di satelit pertama.

“Kami inginnya dalam 2-3 tahun, saat ini masih tahap awal desain,” kata Kepala Divisi Satelit dan Terestrial BRI, Meiditomo Sutyarjoko saat ditemui di acara Indonesia Digital Economy Summit 2018 di JIExpo, Kemayoran, Jumat.

Mereka membidik satelit High Throughput, atau satelit multifungsi, salah satu pertimbangannya karena dianggap mampu mengurangi biaya operasional.

Tidak seperti BRIsat pertama yang mengudara pada 2016 lalu, untuk generasi kedua menurut Meiditomo mereka tidak harus membeli, namun, bisa juga memakai opsi kemitraan dengan operator.

“Yang baru nani, bisa kemitraan berdua dengan operator, kami belum putuskan. Bisa juga melalui anak perusahaan karena PT Satkomindo (Mediyasa) sedang dipersiapkan untuk menjadi operator satelit dengan teknologi baru,” kata Meiditomo.

Rencana satelit generasi kedua ini dilandasi dari kebutuhan mereka untuk memperluas kapasitas sekaligus mitigasi, menurut Meiditomo dengan satu satelit cukup berisiko. BRI juga melihat ada kemungkinan bekerja sama dengan lebih dari satu operator untuk satelit generasi kedua ubu

BRIsat meluncur ke orbit pada Juni 2016 lalu , dibawa oleh roket peluncur Ariane 5 dari Bandar Antariksa di Kourou, Guyana Prancis, di Amerika Selatan. BRIsat mengorbit di atas Papua dengan titik koordinat 150,5 derajat Lintang Timur.

BRIsat berfungsi untuk menghubungkan layanan perbankan mereka ke seluruh tempat di Indonesia, kondisi geografis Indonesia menjadikan satelit sebagai opsi untuk mengatasi kendala konektivitas.

Satelit juga diyakini akan menghemat biaya operasional untuk satelit sebesar 40 persen, sebelum memiliki satelit BRI menyewa seharga Rp500 miliar per tahun.

Baca juga: BRI klaim peluncuran BRIsat momentum bersejarah
 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018