Sejak sistem satu arah berlaku, volume kendaraan tertarik atau lebih lancar ...
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Suku Dinas Perhubungan (Kasudinhub) Kota Administrasi Jakarta Selatan Christianto menilai rekayasa lalu lintas melalui pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Pangeran Antasari dan Cilandak Dalam telah mengurai kemacetan di kawasan tersebut. 

Dari hasil pantauan Christianto, Jumat, arus kendaraan di sekitar Jalan Pangeran Antasari lebih lancar dan tidak ada kendaraan yang menumpuk selama pemberlakuan sistem satu arah.

Sistem satu arah merupakan strategi rekayasa lalu lintas yang telah diterapkan pihak Sudinhub Jakarta Selatan sejak Rabu, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.

Rekayasa lalu lintas di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pangeran Antasari dan Jalan Cilandak Dalam dari arah timur ke arah barat rencananya akan dibuat permanen, mengingat dampaknya yang dapat mengurai penumpukan kendaraan.

"Sejak sistem satu arah berlaku, volume kendaraan tertarik atau lebih lancar karena titik kemacetan sudah terurai di depan Citos," tambahnya.

Pemberlakuan sistem satu arah merupakan bagian dari rekayasa lalu lintas tahap kedua yang diadakan oleh Sudinhub Jakarta Selatan.

"Ada dua tahap dalam pemberlakuan rekayasa lalu lintas. Tahap pertama, pemasangan 10 barrier (pembatas) beton di depan Pasar Cipete Selatan dan di U-Turn (putaran balik) di kolong JPO Jalan Pangeran Antasari arah TB Simatupang telah dilakukan sejak 5 Oktober," kata Kasudinhub Jaksel Christianto.

Untuk tahap kedua yang berlaku sejak Rabu, pihak Sudinhub Jaksel menerapkan sistem satu arah di JLNT Pangeran Antasari dan Jalan Cilandak Dalam serta menutup dua putaran balik di Jalan Antasari dari arah Cilandak menuju Kebayoran Baru. 

Usai memantau pemberlakuan rekayasa lalu lintas, Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Perhubungan Kecamatan Cilandak Eko Prabowo menyampaikan arus kendaraan dari arah Cilandak menuju Kebayoran Baru tidak lagi terhambat di depan Jalan Cilandak Dalam.

"Masalah yang tersisa, kendaraan masih tersendat saat melintasi jalan penghubung (ramp on menuju Tol Desari) waktu diberlakukannya kontra-flow. Sebabnya, akses menuju JLNT terlalu sempit, tetapi kami sudah mengkoordinasikan masalah tersebut ke pihak pengelola tol untuk memotong separator sepanjang 30 meter, supaya akses ke JLNT lebih lebar," terang Eko di Jakarta, Jumat. 

Evaluasi lain yang disampaikan kasatpel itu, diantaranya waktu lampu hijau dari arah selatan ke utara di Jalan TB Simatupang telah ditambah dari 70 detik menjadi 85 detik. 

"Langkah itu diambil sehingga antrian kendaraan tidak sampai ke Jalan Gaharu 1," tambahnya.

Baca juga: Perhatian, ada rekayasa lalu lintas sekitar Jembatan 6 Kalimalang
Baca juga: DKI rekayasa arus lalu-lintas selama penyesuaian JPO Sudirman

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018