Manado (ANTARA News) - Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Muhammad Najib Azca berharap program revolusi mental tidak sekedar proyek yang tidak berkesinambungan.

"Agak paradoks, revolusi mental itu seperti sekarang ini mungkin kebanyakan yang hadir pemerintah, jadi kesannya seoalah-olah hanya proyek," tutur Najib Azca dalam acara Rembuk Nasional Indonesia Bersatu di Manado, Sabtu.

Semangat revolusi mental dikatakannya konstruktif untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa pemerintah tidak lagi merupakan aktor paling penting dalam membangun Tanah Air, melainkan masyarakat.

Pemerintah justru perannya hanya menjadi fasilitator yang mendukung masyarakat dalam mengembangkan inisiatif yang dimiliki.

Dengan begitu, kata Najib, revolusi mental bukan hanya proyek yang begitu anggaran selesai, selesailah sudah tidak membekas, tetapi membesarkan gagasan itu berakar di masyarakat.

"Jadi negara perlu lebih banyak mendengar sebenarnya. Banyak belajar dari rakyatnya, tidak seperti dulu negara yang tahu segalanya," ucap Najib.

Baca juga: Wiranto: Revolusi Mental tekan radikalisme

Ada pun dalam kesempatan tersebut, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan revolusi mental bukanlah berorientasi pada proyek atau sekedar instruksi pemerintah, tetapi harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia.

Tjahjo menuturkan bukti revolusi mental tidak sekedar jargon adalah menginjak empat tahun pelaksanaan revolusi mental telah banyak perubahan terjadi, antara lain semakin baiknya pelayanan publik, tingkat disiplin ASN dan masyarakat, kemandirian bangsa, kebersihan lingkungan, serta semakin kokohnya NKRI ditengah terpaan berbagai ideologi dunia.

Tjahjo mengatakan sukses tidaknya revolusi mental bergantung pad diri masing-masing.

"Revolusi mental itu bergantung pada diri kita sendiri. Walaupun sistemnya bagus, aturanya bagus, tetapi kalau integritas dan mental masih buruk, ini akan mengganggu sistem jalanya pemerintahan," kata dia.

Baca juga: Puan Maharani paparkan keberhasilan revolusi mental

Baca juga: Puan buka Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018