Jakarta (ANTARA News) - Kamar hotel dengan konsep kapsul mulai diminati di industri pariwisata Indonesia karena menyajikan keunikan, dan sudah banyak pengelola tempat menginap di negeri ini yang mengembangkan konsep tersebut.

“Kamar kapsul menjadi keunikan tersendiri bagi industri pariwisata di Indonesia dan juga mulai digemari oleh kalangan personal. Kamar kapsul juga kian banyak digunakan di berbagai tempat penginapan dan apartemen,” kata Direktur di perusahaan distributor produk Capsule Indonesia, Hianto, dalam pameran Hospitality Indonesia 2018 di JIExpo, Kemayoran Jakarta.

Dalam Hospitality Indonesia 2018 juga dihadirkan produk hotel kapsul milik Capsule Indonesia. Pengunjung pameran bisa mencoba langsung pengalaman menginap di hotal kapsul bertemakan spaceship yang berukuran 2,3 x 1,3 meter, menurut siaran pers penyelenggara Hospitality Indonesia 2018, Senin.

Hotel kapsul sudah dikembangkan oleh beberapa pengelola bisnis perhotelan di Indonesia, salah satunya di Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, yang tersedia dalam 120 kamar.

Untuk menginap di hotel kapsul dengan nama Digital Airport Hotel, masyarakat sudah bisa memesannya via online.

Pada Hospitality Indonesia 2018 juga digelar seminar yang membahas potensi dan peluang industri hospitality, termasuk perhotelan.

“Desain hotel bukan tergantung dari tren tetapi kualitas dan durability dari hotelnya sendiri, minimal setelah lima tahun bisa dilihat ketinggalan jaman atau tidak. Tren hotel juga dilihat dari pasar dan segmen masing-masing hotel,” ujar Lea Aviliani Aziz selaku Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia.

“Dengan perkembangan teknologi dan artificial intelligence, maka hal ini akan mengubah the whole term of hospitality. Desainer harus punya single-minded plus, artinya desainer harus yakin bahwa produknya bagus dan akan menghasilkan pasarnya tersendiri,” ujar Alvin Tjitrowirjo.

Sementara Rudy Dodo, pemilik Trivium Design Group, mengatakan bahwa bisnis pariwasata semuanya adalah soal rasa, bagaimana industri bisa mendesain dan menjual rasa dengan baik.

“Apa pun yang mau kita desain, sebetulnya intinya satu, menjual rasa. Semisal ke Bali ya rasa Bali, pantai ya rasa pantai. Apa pun yang terjadi nanti beyond 2025, tetap rasanya yang dijual.Everything is Possible, karena hospitality itu jualan rasa," katanya.

Baca juga: BukaKamar bidik pemesan hotel dadakan

Baca juga: Keio Plaza Hotel Tokyo renovasi kamar Universal Design

Baca juga: Ada hotel kapsul di Bandara Soekarno-Hatta

Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018