Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak lima orang dari  jajaran Kementerian Kesehatan turut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10) pagi.

Dalam keterangan pers dari Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa, sekurangnya ada lima orang dari jajaran Kesehatan dan keluarganya yang turut menjadi korban kecelakaan tersebut.

Korban dari jajaran kesehatan tersebut antara lain Kasubag TU KKP Pangkalpinang Sahabudin, peserta program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) angkatan VI penempatan RSUD Kabupaten Bangka Tengah dr Ibnu Fajariyadi Hantoro, Sp.PD, PJ UKP Puskesmas Sungailiat Dinas Kesehatan Sungailiat Bangka dr Witaseriani beserta suami dan anaknya serta PJ UKP Puskesmas Petailing Dinas Kesehatan Sungailiat Bangka dr Natalie Setiawan beserta suaminya dr Rio Nanda Pratama.

Program WKDS merupakan program Kementerian Kesehatan yang mewajibkan seorang lulusan baru dokter spesialis untuk mengabdi bekerja di daerah demi pemerataan dokter spesialis di seluruh Indonesia.

Ibnu merupakan dokter spesialis penyakit dalam yang akan bertugas RSUD Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung.

“Semoga kelima korban tenaga kesehatan tersebut dan korban lainnya khusnul khatimah dan Allah mengampuni segala kekhilafannya,” kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek mendoakan.

Menkes Nila sebelumnya mengunjungi RS Polri dr Soekanto Kramat Jati pada Senin (29/10) malam untuk menemui keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

Saat ini Kementerian Kesehatan masih mengikuti perkembangan informasi, proses pencarian dan evakuasi para korban kecelakaan tersebut.

Baca juga: Jenazah tak utuh kendala identifikasi korban JT 610
Baca juga: Pencarian korban JT 610 terkendala lumpur di dasar laut
Baca juga: Menkes pantau kabar dokter korban kecelakaan pesawat Lion Air

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018