siswa-siswi tidak boleh berhenti sekolah karena bencana. BUMN akan selalu membantu
Palu, (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno dalam kunjungan  keempat kalinya pascabencana gempa bumi dan likuifaksi pada 28 September 2018, menyempat diri mendatangi SD Inpres Balaroa, salah satu daerah terdampak likuifaksi di Kota Palu.

Kedatangan Menteri Rini bersama para direktur BUMN, Selasa, disambut meriah oleh para siswa sekolah, yang sedang belajar di ruang kelas belajar sementara (Rukatara).

Memasuki salah satu ruang belajar, salah seorang anak menyerahkan sekuntum bunga sebagai tanda selamat datang untuk Menteri Rini.

Kemudian para siswa tersebut menyanyi bersama beberapa buah lagu yang gerakannya juga diikuti oleh Menteri Rini.

Usai menyanyi bersama, Menteri Rini ikut mendengarkan kesaksian dua siswa SD Balaroa yang selamat dari bencana, bahkan Menteri Rini terlihat menitikan air mata dan terharu.

"Ibu meyakini, adik-adik semua di sini semangat, rajin belajar dan semuanya bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi agama dan bangsa," ujar Menteri Rini.

Usai memberikan motivasi, Menteri Rini kemudian berbagi bingkisan dengan para siswa SD Inpres Balaroa dan menyempatkan berkomunikasi dengan bahasa Inggris bersama salah seorang siswa bernama Icha.

Rukantara SD Balaroa dibangun oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero), terdiri dari 6 kelas dengan ukuran 50 meter persegi, serta 2 unit MCK.

Kepala SD Inpres Perumnas Balaroa Sitti Utari mengatakan, sebelum bencana sekolah itu memiliki 401 jumlah siswa dengan 14 ruang belajar dan 22 orang pegawai.

Baca juga: Dana Lari Kemanusiaan untuk Palu bantu sekolah

Ia mengungkapkan, ada 44 siswa sekolah itu yang menjadi korban meninggal, yaitu siswa kelas 1 ada 6 siswa dari 84 siswa, Kelas 2 sebanyak 6 siswa dari 56 siswa, kelas 3 sebanyak 6 siswa dari 60 siswa, kelas 4 sebanyak 7 siswa dari 56 siswa, kelas 5 sebanyak 10 siswa dari 84 siswa dan kelas 6 sebanyak 8 siswa dari 60 siswa. Selain itu ada satu orang siswa yang mengalami cacat.

Kemudian kata dia, dari 401 siswa itu, dua siswa pindah sekolah, 188 siswa belum melapor, dan ada 39 siswa titipan dari sekolah lain.

Kemudian Menteri Rini melanjutkan kunjungannya ke SMP Negeri 1 Sigi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

"Siswa-siswi tidak boleh berhenti sekolah karena bencana. BUMN akan selalu membantu," kata Rini di depan siswa dan pengajar di SMP Negeri 1 Sigi, Selasa.

Dengan adanya ruang kelas sementara, Rini berharap siswa dan para pengajar dapat segera beraktivitas sehingga tidak mengingat-ingat lagi mengenai bencana gempa bumi dan tsunami.

Siswa di SMP Negeri 1 Sigi berjumlah 679 siswa, dengan perincian siswa kelas VII 214 orang, kelas VIII 253 orang, dan kelas IX 212 orang. Tercatat empat siswa sekolah tersebut meninggal dunia karena bencana gempa bumi dan tsunami.

Ada empat ruang kelas belajar sementara di SMP Negeri 1 Sigi itu yang masing-masing mempunyai panjang 12,5 meter, lebar lima meter, dan tinggi 2,4 meter dengan kapasitas hingga 42 siswa per kelas.

Baca juga: Kunjungi Sigi, Menteri Rini pastikan 550 hunian sementara telah dibangun BUMN
 

Pewarta: Fauzi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018