Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Sampah plastik di Indonesia sudah semakin mengganggu lingkungan, karena itu butuh sistem pengelolaan sampah yang jelas hingga ke level akar rumput, kata Direktur Eksekutif Global Alliance for Incinerator Initiatives Asia-Pacific (GAIA) Froilan Grate.

Grate di sela-sela side event Our Ocean Conference (konferensi kelautan) 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa  mengatakan idenya untuk "menyerap" kembali sampah dan melihatnya bukan sebagai masalah.

Dengan memisahkan sampah antara yang bisa didaur ulang dengan yang dijadikan kompos maka sebenarnya  akan menjadi lebih mudah penanganannya, karena sampah menjadi tidak bersisa. "Tinggal mengatasi persoalan penggunaan kemasan plastik sekali pakai yang tidak dapat didaur ulang, seperti kemasan sachet," ujarnya.

Soal bagaimana membuat masyarakat mau memilah sampah, menurut dia, justru hal termudah. Yang diperlukan hanya sebuah sistem di mana semua harus menjalankan pemisahan sampah.

Pada dasarnya, kata dia, orang dapat melihat masalah sebenarnya dan mereka mau berpartisipasi. Buat sistemnya dan mereka akan mengikuti, tambahnya.

Sistemnya, menurut dia, memang dari bawah ke atas, tetapi di tingkat pusat  perlu membuat sistem dan sekaligus memberikan dukungan finansial, karena bagaimanapun komunitas masyarakat pasti akan membutuhkan dukungan tersebut.

Direktur Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi David Sutasurya juga mengatakan salah satu tantangan menyelesaikan persoalan sampah plastik ini adalah dengan membuat sistem pengelolaan hingga pengolahan yang benar.

"Lalu soal pengambilan sampah, terkadang ada `black spot" juga," ujarnya.

Baca juga: Pemerhati katakan masyarakat harus mulai swakelola sampah
 Baca juga: Kumpulkan plastik sachet, kini ada teknologi daur ulangnya
 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018