Jakarta (ANTARA News) - Korban meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang pertama kali teridentifikasi, Jannatun Cintya Dewi, di mata sahabatnya merupakan sosok berjiwa sosial tinggi dan memiliki otak yang cemerlang.

Salah satu sahabat korban, Nanda, mengatakan, Jannatun merupakan orang yang periang, baik hati dan tidak melupakan temannya meski tidak bertemu dalam waktu lama.

"Dia juga selalu aktif berkomunikasi dengan teman-temannya, meski kami semua sudah lama tidak bertemu karena dia pindah kerjaan," kata Nanda di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

Nanda menceritakan Jannatun merupakan teman satu pekerjaannya di Bank Mandiri selama kurang lebih satu tahun sejak 2016.

"Lalu dia ikut CPNS dan keterima di Kementerian ESDM, tapi dia tidak melupakan teman-temannya, dia selalu mengingat dan mengucapkan selamat ulang tahun pada teman yang ulang tahun," kata Nanda yang tinggal di kawasan Cikini tersebut.

Jannatun yang diketahui menumpang pesawat nahas Lion Air JT 610 tersebut dalam rangka tugas dari Kementerian ESDM selama tiga hari ke Pangkal Pinang, Bangka-Belitung, dinilai keluarganya merupakan sosok yang cerdas dengan selalu mendapatkan bea siswa selama menempuh pendidikan hingga tingkat kuliah.

Karena kecerdasannya, almarhumah hanya menghabiskan waktu dua tahun untuk bersekolah di SMAN 1 Sidoarjo.

Pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan dan Jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10), setelah sebelumnya hilang kontak selama tiga jam sejak pukul 06:33 WIB.
 
Hingga 31 Oktober, baru satu korban yang teridentifikasi, yakni atas nama Jannatun Cintya Dewi kelahiran Sidoarjo 12 September 1994 dan beralamat di Dusun Prumpon Rt 001 Rw 001 Kecamatan Sukodono Jawa Timur yang merupakan anak ketiga dari Surtiyem dan Bambang Supriyadi.

Jenazah Jannatun teridentifikasi dengan No Post Mortem 0108 dari kantong jenazah DVI 00/Lion-Tj Priok/0010, teridentifikasi sesuai Antemortem 128.

Identitas korban tersebut dari bagian tubuh yang ditemukan, yakni tangan kanan dengan lima jari lengkap, kemudian menyambung bagian tubuh dada atas sampai perut menjadi satu bagian tidak terpisahkan.

Dari potongan tubuh korban tersebut, tim Inafis mencocokan sidik jari tangan kanan dengan sidik jari tangan kiri di ijazah dengan memiliki kecocokan 13 titik, ditambah dengan data yang menyebut kebiasaan korban memakai cincin yang khas di jari tengah tangan kanan.

Jenazah korban yang teridentifikasi itu diserahterimakan pada perwakilam keluarga yang hadir di RS Polri Kramat Jati dan akan diterbangkan ke Sidoarjo Kamis (1/11) besok sekitar pukul 05:00 WIB. 

Baca juga: 201 personel SAR siap menuju koordinat "ping"
Baca juga: Identifikasi jenazah JT 610 menunggu tes DNA
Baca juga: Satu korban Lion Air JT 610 teridentifikasi

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018