Sawahlunto, Sumatera Barat (ANTARA News) - Etape II balap sepeda Tour de Singkarak memiliki lintasan terpanjang balapan dengan menempuh rute Sawahlunto-Dharmasraya sejauh 204,1 km pada Senin.

Balapan etape II tersebut akan mengambil start di Taman Segitiga, Sawahlunto pada Senin pukul 09:00 WIB menuju Pasar Sawahlunto, Simpang Muaro Kalaban, Jalan Lintas Sumatera, Pulau Punjung, Sei Rumba, Simpang Sikabau dan finis di Kantor Bupati Dharmasraya.

Rute tersebut merupakan etape terpanjang dalam gelaran TDS 2018. Terdapat tiga titik sprint yaitu di Palangki (km 12,6), Dharmasraya (km 95) dan Pasar Nagari, Ampalu (km 140,2) serta dua titik tanjakan yaitu KOM 1 kategori 3 di Tanjung Gadang (km 35,9) dan KOM 2 kategori 3 di Tanjung Lolo (km 60,2).

Pebalap Indonesia yang bergabung di tim PGN Road Cycling Novardianto Jamalidin akan berusaha mempertahankan jersey kuning yang dia raih di etape I balapan.

"Tujuan utama untuk mempertahankan yellow jersey tapi semua tergantung kondisi fisik waktu lomba di jalan, kalau memang memungkinkan waktu kita bertahan kita akan bertahan yellow jersey tapi kita lihat kondisi besok di perlombaan," kata dia usai perlombaan etape I di Sijunjung.

Tahun ini merupakan tahun ke-10 Tour de Singkarak digelar, genap satu dekade menjadi kalender UCI Asia Tour 2.2 yang digelar di Sumatera Barat.

Event Director Tour de Singkarak 2018 Jamaludin Mahmud di Bukittingi, Sabtu malam, mengungkapkan bahwa setelah di tahun sebelumnya digelar dengan sembilan etape, tahun ini ada delapan etape di TDS 2018.

"Ini menjadi salah satu hal yang menarik karena lebih panjang ajangnya maka lebih capek pebalapnya dan juga resikonya lebih tinggi. Tapi tahun ini kalau saya bilang pas dengan delapan etape," kata Jamaludin.

TDS 2018 akan menempuh jarak sejauh 1.267 kilometer melintasi 16 kabupaten dan kota di Sumatera Barat.

Jamaludin mengungkapkan salah satu tantangan yang dihadapi pada gelaran TDS tahun ini adalah masalah cuaca.

"Hujan tahun ini lebih deras daripada tahun lalu," kata Jamaludin.

Sejumlah daerah di Sumatera Barat sempat dilanda banjir dan tanah longsor setelah hujan lebat pada bulan lalu.

Hujan lebat juga menyebabkan longsor di area 300 meter sebelum finis di etape pertama di Sijunjung, tapi dengan kesigapan pihak PU, longsor sudah dirapikan dan jalur sudah aman untuk dilalui para pebalap, kata Jamaludin.

"Kalau tahun lalu hujan hanya beberapa hari saja tetapi tidak deras, tapi tahun ini dengan angin dan hujan dan deras, kemudian bulan lalu ada kejadian banjir lumpur di Batusangkar, Payakumbuh, mudah-mudahan di sepanjang lomba tahun ini tidak terjadi hal-hal seperti itu," kata Jamaludin.

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018