Kami juga mengarahkan siswa agar termotivasi untuk melanjutkan studi sesuai minat bakat,
Malang, 5/11 (ANTARA News) - Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kembali memberi kepercayaan kepada para psikolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk pendampingan lanjutan bagi pelajar Papua dan Papua Barat dalam program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).

Menurut dosen Psikologi UMM, Muhammad Shohib di Malang, Senin, sebagai wujud pendampingan, Fakultas Psikologi UMM memberikan wadah kepada guru pendamping untuk berdiskusi dan bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi tiap sekolah.

"Kami juga membuka seluas-luasnya dalam forum diskusi sebagai bahan acuan dan evaluasi pemerintah untuk melanjutkan program ADEM ke depan. Perbedaan budaya menjadi tantangan dari setiap sekolah," kata Shohib.

 Ia mengatakan akan lebih baik bila siswa program ADEM ini diberi orientasi mengenai budaya dan kebiasaan yang berlaku di tempat yang akan mereka tempati sebelum pemberangkatan. Sebab, salah satu tantangan yang dihadapi para guru yang terlibat dalam kegiatan ini, adalah tidak mudah membina anak didik dengan perbedaan budaya daerah asal siswa ADEM dengan budaya yang ada di masyarakat sekitar khususnya wilayah Jatim.

Oleh karena itu, lanjutnya, perlu dilakukan pemetaan dan indentifikasi potensi siswa agar guru pendamping dapat mengarahkan kelanjutan studi anak-anak dampingannya yang berasal dari Papua.

"Kami juga mengarahkan siswa agar termotivasi untuk melanjutkan studi sesuai minat bakat,
Beasiswa Sepak Bola Ke MU Presdir PT. Multistrada Arah Sarana Tbk Pieter Tanuri
bukan hanya ikut-ikutan," tuturnya.

Sebelum ditempatkan di sejumlah sekolah di wilayah Jatim, siswa program ADEM dari Papua dan Papua Barat itu menjalani tes minat dan bakat oleh Fakultas Psikologi UMM yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan pendampingan.

Pendampingan itu juga dilakukan melalui Forum Diskusi Kelompok Siswa.

Dalam tes minat dan bakat yang diselenggarakan pada Sabtu (3/11) itu diikuti oleh siswa Papua dan Papua Barat jenjang SMA di wilayah Jawa Timur yang berada pada tingkat (kelas) 10 dan 12. Dalam pemetaan pendampingan minat bakat, siswa kelas 12 lebih difokuskan pada pendampigan menghadapi peminatan studi lanjutan.

Sebelumnya, para guru pendamping juga mengikuti Forum Group Discussion (FGD) di UMM. Forum diskusi ini dihadiri oleh 32 SMA di wiliyah Jawa Timur yang bekerja sama dengan program ADEM.

Program afirmasi tersebut, tidak hanya berlaku di SMA, tetapi juga di perguruan tinggi, termasuk Universitas Brawijaya (UB) Malang yang setiap tahun menerima mahasiswa program afirmasi. Tidak hanya dari Papua dan Papua Barat, tetapi juga dari wilayah tertinggal, terluar dan terdepan (3T).

Program afirmasi dari pemerintah pusat untuk daerah tersebut untuk mengurangi kesenjangan dengan daerah lain yang relatif lebih maju.

Baca juga: Papua Barat fokus tangani beasiswa luar negeri
Baca juga: Uskup: Freeport harus perhatikan pendidikan warga Papua

 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018