Fuzhou, Tiongkok (ANTARA News) - Ketua DPP PDI Perjuangan bidang kemaritiman sekaligus Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Prof. Rokhmin Dahuri berbicara mengenai bahaya pemanasan global dalam seminar internasional tentang pemanasan global dan perubahan iklim di Tiongkok. 

"Saya menghadiri seminar mengenai pemanasan global dan perubahan iklim di Tiongkok. Saya berbicara tentang bagaimana meminimalisasi dampak 'global climate change' terhadap ekosistem daerah pesisir dan komunitas yang tinggal di sana," kata Rokhmin Dahuri, di Fuzhou, Tiongkok, Selasa. 

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Chinese Academy of Fishery Sciences dan Environmental Defense Fund (EDF) di Hotel Grand Mercure, Qingdao, Tiongkok, Rokhmin mengaku bercerita mengenai upaya-upaya yang ditempuh Indonesia menghadapi isu perubahan iklim. 

Selain dirinya, kata Rokhmin, acara itu dihadiri oleh 200 peneliti, ahli, dan pelaku industri kelautan dari 24 negara. Diantaranya adalah Prof. Jin Xianshi dari Yellow Sea Fisheries Research Institute, Prof. Jorge Molinos dari Universitas Hokaido Jepang, Prof. Zhou Shije dari CSIRO Australia, Prof. Jing Zhao dari Ocean University of China, Jake Krirzer dari EDF USA, Dr. Rong Bing dari Environment Canada, dan Prof. Brian Helmuth dari Northeastern University, USA.

Rokhmin sendiri menghadiri seminar itu setelah sebelumnya ikut mendampingi Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri, menerima gelar doktor kehormatan bidang diplomasi ekonomi dari Fujian Normal University, Fuzhou, Senin (5/11). Gelar itu adalah gelar honoris causa kedelapan yang diterima Megawati dari berbagai universitas di dalam maupun luar negeri.

Pada kesempatan terpisah, Megawati Soekarnoputri juga memberikan pandangannya mengenai pemanasan global. Dia menilai saat ini tidak banyak orang yang memberikan perhatian terhadap kondisi terjadinya pemanasan global. 

"Di abad 21 banyak hal baru terjadi seperti 'human traficking', 'illegal logging', dan 'global warming'. Terutama sekarang ini saya melihat manusia belum terlalu perhatian dengan masalah 'global warming'," kata Megawati di Tiongkok. 

Megawati mengatakan semestinya semua orang mempertajam kewaspadaan terhadap kondisi-kondisi yang bisa menimbulkan bencana. 

Baca juga: Ilmuwan: pemanasan global percepat tenggelamnya Pulau Tikus
Baca juga: Studi: hilangnya salju di Swiss mungkin berkaitan dengan pemanasan global

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018