Bila biasanya, kaum ibu yang sangat memperhatikan harga barang di pasar, tapi belakangan ada dua orang dari kaum bapak yang beberapa kali bicara soal kondisi pasar, utamanya harga-harga.

"Jadi jangan teriak-teriak di pasar harga mahal, nanti bakul-bakul, pedagang-pedagang pasar bisa marah semua nanti. tidak ada yang beli nanti," kata Presiden Jokowi di Pasar Anyar, Tangerang pada Minggu (4/11).

Sebelumnya calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan bahwa harga barang di pasar mahal, biaya listrik dan kehidupan sehari-hari juga turut dirasa semakin mahal. Hal itu menurutnya terjadi di Pasar Parung Panjang, Kabupaten Bogor pada 31 Oktober 2018 lalu.

Pada 7 September 2018, Sandiaga juga sempat melontarkan pernyataan yang menjadi viral soal "Tempe setipis ATM". Hal itu ia sampaikan setelah mendengar keluhan masyarakat karena nilai rupiah menembus angka Rp 15.000 per dolar AS.

"Tempe sekarang sudah dikecilkan. Dan tipisnya sama kayak kartu ATM. Tahu Ibu Yuli di Duren Sawit, jualan tahu dikecilin karena tidak bisa menaikkan harga karena enggak akan laku karena daya belinya," kata Sandiaga saat konferensi pers di kediaman capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (7/9)

Melihat hal itu, Jokowi pun blusukan ke Pasar Surya Kencana pada Selasa malam (30/10) dan mendapati harga stabil. Kestabilan harga juga ia temukan saat blusukan ke pasar Anyar, Tangerang pada Minggu (4/11).

"(Kalau disebut harga mahal), nanti pedagang pasar marah semua bisa. Harganya stabil, harganya tidak berubah, banyak yang turun, tapi ada 1-2 yang naik biasa dalam sebuah harga di pasar fluktuatif seperti itu biasa," ungkap Jokowi.

Ia mencontohkan harga daging yang sedikit agak naik, tapi harga telur per kilonya pun turun.

"Nanti kalau disebut harga barang di pasar mahal malah ibu-ibu tidak  ada yang datang ke pasar. Malah datang ke mal, datang ke supermarket, datang ke hypermarket, Jadi kalau ke pasar itu ya lihat fakta yang ada benar. Harga-harga sampaikan apa adanya," tegas Jokowi.

Tempe pun menurut Presiden harganya stabil.

"Tempe harganya tadi Rp5 ribu bisa dipotong jadi 15. Tadi saya beli semuanya. Beli petai, tempe, tahu, ikan, daging Rp120 ribu, melinjo, cabai Rp30 ribu, pas naik bisa Rp80 ribu, tapi tadi cabai Rp30 ribu. Telur justu malah turun. Dari Rp30 ribu, turun sampai Rp20 ribu-Rp22 ribu, yang lain stabil, " ungkap Presiden.

Jokowi sempat mengulangi pesan harga-harga di pasar tersebut stabil dalam acara Deklarasi Calon Legislatif Perempuan untuk Pemenangan Jokowi-Amin yang dihadiri ratusan calon anggota legislatif (caleg) perempuan di hotel JHL Solitare Serpong, Tangerang, Minggu (4/11).

"Tadi subuh sudah sampai di pasar Anyar tangerang, ngapain di pasar? karena ada yang mengaatakan harga-harga mahal, harga naik. Saya ingin membuktikan karena kalau ekonomi makro pegangannya inflasi, dulu inflasi 9 persen sekarang 3,5 persen kok, artinya terkendali kok. Ada memang ayam tadinya Rp28 ribu sekarang Rp33 ribu-35 ribu, wajar harga naik dan turun, tergantung supply dan demand yang saya pakai untuk pegangan angka inflasi," tegas Jokowi. 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018