Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 26 orang calon pemimpin sektor publik di Singapura, yakni anggota Leaders in Administration Programme (LAP) Singapura, berkunjung ke kantor DPP PDI Perjuangan, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu.

LAP adalah program bagi calon pemimpin sektor publik di Singapura atau seperti Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Indonesia, yang anggotanya adalah para petinggi sejumlah lembaga publik di Singapura.
 
Delegasi LAP Singapura diterima oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang didampingi sejumlah pengurus DPP PDI Perjuangan yakni Juliari Batubara, Heri Akhmadi, Evita Nursanty, Kiki Taher, Emmy Lumban Raja, Budi Sulistyono, Hanjaya Setiawan, Putra Nababan, dan Sudiman Tarigan. Sementara itu, Delegasi LAP Singapura yang dipimpin oleh Dua Besar Singapura, Amil Kumar Nayar,  untuk Indonesia berjumlah 26 orang, tapi nama-namanya tidak disebutkan.

Menurut Hasto, kunjungan Delegasi LAP ke PDI Perjuangan untuk saling berbagi pengalaman guna penguatan hubungan persahabatan kedua negara dan kerja sama antar-parpol di Indonesia dan Singapura.

Sementara itu, Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Amil Kumar Nayar, pada kesempatan tersebut menyatakan, pihaknya berterima kasih pada pimpinan PDI Perjuangan yang menerima mereka.

Amil Kumar bercerita, dirinya memiliki pengalaman dengan  PDI Perjuangan pada peristiwa penyerangan kantor di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, pada 27 Juli 1996. "Saat itu saya berada di Jakarta. Jadi saya paham benar apa yang terjadi saat itu. Kami paham benar arti kata 'Perjuangan' dari nama PDI Perjuangan saat ini. Bahwa PDI Perjuangan akan selalu berjuang untuk memperbaiki diri," kata Amil Kumar.

Kumar menjelaskan, Delegasi LAP Singapura yang berkunjung ini memang dipersiapkan menjadi pemimpin publik di Singapura. Mereka telah melakukan proses pelatihan dengan mengunjungi semua institusi di negeri itu untuk memahami soal pelayanan publik dan politik.

"Delehasi LAP berkunjung ke Indonesia dan PDI Perjuangan, karena Indonesia tidak boleh dilupakan. Kami memilih PDI Perjuangan, untuk belajar dan mengetahui bagaimana manajemen partai dan pandangan soal isu regional dan Indonesia sendiri," kata Kumar.

Kumar mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang memberikan kesempatan kepada Delegasi LAP Singapura.

Sementara itu, Hasto Kristiyanto, dalam paparannya, menjelaskan sejarah partai itu dari sejak berdiri sebagai Partai Nasionalis Indonesia (PNI) hingga saat ini. PDI Perjuangan adalah partai kerakyatan, dengan basis pemilih di akar rumput, dan berpegang teguh pada ideologi Pancasila.

Hasto juga bercerita bahwa sejak awal memegang jabatan sekretaris jenderal, salah satu tugas dirinya adalah melakukan upaya modernisasi partai. Untuk melaksanakannya,

Hasto mengambil strategi dari buku manajemen 'Good to Great' karya James C. Collins. "Kami menempatkan partai kami sebagai penjaga keberagaman bangsa berdasarkan Pancasila," kata Hasto.

Baca juga: PDI Perjuangan siap jaga Pancasila bersama NU dan Muhammadiyah

Baca juga: Delegasi LAP Singapura kunjungi PDI Perjuangan




(T.R024)







 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018