Kelok 9 adalah tanjakan yang sangat susah tapi dia berada cukup awal di balapan. Maksud saya, kalian bisa memenangi balapan di Kelok 9 tapi kalian bisa juga kalah di sana
Bukittingi (ANTARA News) - Jembatan Kelok 9 di Limapuluh Kota, Sumatera Barat menjadi ikon etape V balap sepeda Tour de Singkarak yang akan menempuh rute  dari Limapuluh Kota ke Pasaman pada Kamis.

Sebanyak 91 pebalap peserta balapan, akan melakukan start di depan Kantor Bupati Limapuluh Kota, Kamis pukul 10.00 WIB.

Ruas jalan legendaris yang memiliki sembilan tikungan ekstrim, sesuai namanya itu, akan langsung menyapa para pebalap selepas start dengan titik King of Mountain 1 di km 12,9 balapan.

Kelok 9 adalah ruas jalan berkelok dengan tikungan tajam yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menuju Provinsi Riau dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera.

Kelok 9 yang dulu yang berbatasan dengan jurang sekarang ditopang oleh 30 pilar yang kokoh dengan ketinggian 10-15 meter dan dapat menampung 14.000 kendaraan setiap harinya.

Jembatan Kelok 9 kini menjadi salah satu ikon wisata di Sumatera Barat karena kemegahan arsitektur dan keindahan alam perbukitan di sekitarnya.
 
Foto udara sejumlah kendaraan pemudik melintasi Fly Over Kelok Sembilan, di Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat, Senin (11/6/2018). Arus mudik ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera, Sumbar-Riau itu pada H-4 lebaran terpantau lancar. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)


Dari Kelok 9, para pebalap melanjutkan balapan melalui rute Sarilamak, Tanjung Pati, Tugu Adipura, Labuah Basilang, Polres Payakumbuh, Simpang Balai Panjang, Kantor Walikota Payakumbuh, Piladang, Baso, Simpang Bypass Bukittinggi, Palapuh, Bonjol, Pasar Lubuk Sikaping dan finis di Kantor Bupati.

Pihak penyelenggara TDS 2018 melakukan perubahan rute dengan mengalihkan lintasan di km 30 yang melewati Bukik Limbuki, Taram, Andaleh, Tarok, dan Batang Tabik ke Tugu Adipura sehingga jarak total etape V berkurang 9,6 km menjadi 161,4 km dari rencana sebelumnya 170,5 km karena sebagian ruas jalan tersebut terendam air.

"Terendam banjir setinggi lutut... Kemarin sore tim teknis TDS sudah ke sana untuk urus rute alternatif," kata Race Director TDS 2018 Jamaludin Mahmud.

Balapan etape V meiliki tiga titik tanjakan (King Of Mountain) yaitu KOM1 di Kelok 9 (km 12,9/758mdpl), KOM 2 di Baso (km 60,1/880 mdpl), dan KOM 3 di Palupuh (km 98,7/752 mdpl) serta tiga titik sprint di Tanjung Pati (km 29,2), Piaro (km 65,5) dan Bonjol (km 126,7).

"Kelok 9 adalah tanjakan yang sangat susah tapi dia berada cukup awal di balapan. Maksud saya, kalian bisa memenangi balapan di Kelok 9 tapi kalian bisa juga kalah di sana," kata pebalap asal Australia Jesse Ewart (Team Sapura Cycling Malaysia) pemegang jersey kuning balapan.

Ewart yang memimpin klasemen umum pebalap akan berusaha mempertahankan jersey kuning pada etape V.

Di etape sebelumnya, Ewart juga masih menjadi raja sprint dan raja tanjakan dengan merebut jersey hijau dan polkadot.

"Saya kira susah mempertahankan tiga jersey itu, bisa satu saja sudah bagus. Target saya adalah jersey kuning, tapi jika kami bisa finis podium akan bagus. Kami akan mencoba sebaik mungkin," kata Ewart.
 
Pebalap asal Australia Jesse Ewart (Team Sapura Cycling Malaysia) mempertahankan tiga jersey: kuning, hijau, dan polkadot, setelah menyelesaikan etape IV balap sepeda Tour de Singkarak di Agam, Rabu. (Antaranews/Aditya E.S. Wicaksono)


Pebalap Thailand Ariya Phounsavath dari Thailand Continental Cycling Team membayangi Ewart di peringkat dua klasemen pebalap umum dengan selisih dua detik, diikuti oleh pebalap Indonesia Muhammad Abdurrohman dari Tim KFC Cycling dengan selisih 1 menit 5 detik.

Muhammad Abdurrohman juga masih memuncaki klasemen pebalap Indonesia dengan memegang jersey merah putih.

Baca juga: Pebalap Australia pertahankan tiga jersey di etape IV Tour de Singkarak 2018
Baca juga: Ratusan siswa Padangpariaman semangati pebalap Tour de Singkarak 2018
Baca juga: Peserta TdS terima hadiah batik tanah liek


 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018