Jakarta (Antara News) - Delegasi dari Palestina mengaku terkesan dengan kapabilitas dan kapasitas pengembangan dan pengawasan obat yang dimiliki Indonesia pasca mengikuti pelatihan 'Strengthening Cooperation in The Field Of Drug Control Through Knowledge Sharing' yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI di Jakarta, pada tanggal 15-21 Oktober 2018 lalu.

Tim Medis RS Shifa Gaza City, dr. Muchlis Al-Adham yang merupakan salah satu Delegasi Palestina mengatakan bahwa banyak ilmu yang dia ambil saat mengikuti pelatihan tersebut, dan akan berusaha mempraktikkannya di tepi barat Gaza dan di seluruh Palestina.

"Alhamdulillah kami mendapatkan banyak ilmu, dan melihat hal-hal baru, cara mereka mengontrol pengembangan dan peredaran obat-obatan dan makanan,” kata dr. Muchlis.

Pelatihan penguatan kapasitas pengawasan obat tersebut merupakan bagian dari program kerjasama Selatan-Selatan (KSS), yang antara Pemerintah Indonesia dan Palestina.

Selama seminggu pelatihan, peserta delegasi Palestina diajak untuk melakukan pembandingan sistem pengawasan obat dan makanan di Palestina, serta menilai dan mengidentifikasi kesenjangan kapasitas teknis dan fungsional untuk melaksanakan fungsi regulasi obat dan makanan.

Selanjutnya akan dibuat prioritas kebutuhan pelatihan dalam pengembangan pelatihan untuk inspektur pengawas Palestina.

“Warga Indonesia sangat dermawan. Warga yang sangat menghormati tamunya. Dan mereka menunjukkan solidaritas yang tinggi terhadap kasus Palestina,” ujarnya.

Salah satu hal yang paling berkesan bagi dr. Muchlis adalah saat dirinya pertama kali mencoba buah rambutan serta durian. Dia bahkan berkeinginan untuk menanam rambutan di Palestina, dan membawanya ke Indonesia.

"Nanti kita makan disini. Insya Allah tahun depan. Akan ada pelatihan lanjutan dari program ini. Antara Pemerintah Indonesia dan Palestina. Saya berharap terpilih lagi untuk mengikutinya," tukas dia.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018