Jakarta (ANTARA News) - Kejuaraan renang Pari Sakti Cup 2018 di kolam renang Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Kamis dijadikan sebagai ajang bagi atlet muda untuk menambah jam terbang serta sebagai tempat untuk mempererat hubungan antar-klub.

"Ini salah satu sumbangsih kami terhadap pembinaan renang di Indonesia. Ini juga sebagai bentuk apresiasi bagi atlet muda untuk mendapatkan kompetisi yang layak," kata ketua panitia Pari Sakti Cup 2018, Akbar Nasution di sela pembukaan kegiatan.

Menurut dia, pada kejuaraan tahunan ini diikuti oleh 520 atlet putra dan putri dari 43 klub yang berasal dari 10 provinsi di Indonesia. Ada182 nomor pertandingan untuk memperebutkan 182 medali, 12 trofi untuk perenang terbaik dan sebuah Piala Indonesia-1 untuk klub terbaik.

Kejuaraan Pari Sakti Cup 2018 sebelumnya dijadwalkan dibuka oleh Menko PMK Puan Maharani. Namun, karena dipanggil oleh presiden akhirnya kejuaraan ini dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, Nyoman Shuida.

Dalam sambutan tertulisnya, Menko PMK Puan Maharani berharap kejuaraan ini bisa membangkitkan olahraga renang nasional yang seakan mati suri sejak dua puluhan tahun terakhir. Lewat kompetisi dan pembinaan usia dini diharapkan muncul bibit-bibit atlet renang yang bisa mengharumkan nama bangsa kemudian hari.

"Renang belum mendapatkan medali pada Asian Games 2018, ke depan PRSI bisa memberdayakan klub-klub renang supaya bisa berprestasi lewat kompetisi dan pembinaan seperti Pari Sakti Cup ini," kata Puan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Nyoman.

Hal sama dikatakan Ketua Dewan Pembina Pari Sakti Cup 2018, Kiki Taher. Menurut dia, olahraga renang nasional sudah puasa medali di level Asia selama 28 tahun, sejak Richard Sambera meraih medali perunggu pada Asian Games Beijing 1990.

“Oleh karenanya, lewat Pari Sakti Cup ini kita perlahan bersama-sama mulai dari bawah menciptakan kompetisi dan pembinaan atlet yang berkualitas sejak dini," kata Kiki Taher.

Menurut dia, Indonesia sebagai negara maritim seharusnya juga bisa menguasai olahraga air, seperti renang. Untuk itu dengan banyaknya kejuaraan segera melahirkan atlet-atlet potensial.

“Kalau Singapura saja negara kecil bisa melahirkan Schooling sebagai juara Olimpiade, Indonesia sebagai negara kepulauan besar seharusnya bisa melebihi itu," kata politikus PDI Perjuangan ini.

Baca juga: Menpora minta PRSI pelajari kunci sukses negara lain

Baca juga: Pelatih kaliber dunia berbagi ilmu di kolam GBK

 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018