Makassar  (ANTARA News) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar mencatat, gempa tektonik yang mengguncang Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat selama sepekan, terjadi sebanyak 217 kali.

 "Kalau berdasarkan data pencatatan yang ada di BMKG itu selama sepekan, Mamasa diguncang selama 217 kali," ujar Koordinator Gempa Bumi Balai Wilayah IV Makassar Jamroni di Makassar, Jumat.

Ia mengatakan gempa yang terjadi di Mamasa itu berkisar mulai dari magnitudo 3 (atau biasa disebut 3 Skala Richter (SR) hingga 5 SR).

Gempa tektonik di Mamasa yang terjadi secara beruntun sejak sepekan lalu, hingga saat ini belum berakhir, ujarnya.

Aktivitas gempa tektonik ini dimulai sejak Sabtu, 3 November 2018. Gempa yang pertama kali ini terjadi dengan magnitudo 3,7 pada pagi dini hari pukul 3.40.38 Wita.

Pada hari pertama tercatat kejadian sebanyak 17 gempa. Gempa paling kuat yang terjadi memiliki magnitudo 4,9. Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di wilayah Mamasa dalam skala intensitas III-IV MMI, di Mamuju II MMI dan Toraja III MMI.

Hari kedua, Minggu, (4/11) jumlah aktivitas gempa menurun hanya sebanyak delapan gempa dalam sehari. Gempa paling kuat memiliki magnitudo 4,7 yang dirasakan di Mamasa III-IV MMI, Mamuju II MMI, Toraja III MMI.

Hari ketiga, Senin (5/11), gempa masih terus terjadi, namun jumlah aktivitas gempanya menurun hanya sebanyak enam kali gempa. Pada hari ketiga ini kekuatan gempanya cenderung melemah karena magnitudo hanya berkisar antara 2,0 hingga 3,0.

Pada hari keempat, Selasa (6/11), tanpa diduga jumlah aktivitas gempa meningkat tajam hingga mencapai sebanyak 52 gempa dalam sehari. Gempa paling kuat mencapai magnitudo 5,5 pada pagi dini hari pukul 2.35.53 Wita.

"Ini adalah gempa dengan dampak guncangan paling kuat. Gempa di hari keempat ini dirasakan di wilayah yang luas seperti di wilayah Mamasa mencapai skala intensitas IV MMI, Mamuju, Toraja, Polewali, dan Majene III-IV MMI, bahkan hingga di Palopo III MMI," katanya.

Memasuki hari kelima, Rabu (7/11), gempa masih terus terjadi dengan jumlah gempa mencapai sebanyak 47 gempa dalam sehari. Gempa paling kuat terjadi dengan magnitudo 5,0 pada pagi hari pukul 5.42.26 Wita. Gempa ini dilaporkan dirasakan di Mamuju dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI.

Hari keenam, Kamis (8/11) aktivitas gempa terus meningkat yang ditandai dengan aktivitas gempa mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari.

Gempa paling kuat terjadi dengan magnitudo 5,1 yang terjadi pada pukul 21.40.15 Wita. Gempa ini dirasakan dalam spektrum guncang dalam wilayah yang luas, seperti di wilayah Mamasa dalam skala intensitas IV MMI, Mamuju, Toraja, Toraja Utara, Polewali mandar, Majene III MMI, dan Pasangkayu II MMI.

Hingga hari ketujuh, Jumat (9/11), aktivitas gempa masih terjadi. Jumlah sementara sejak dinihari tadi sudah tercatat sebanyak 20 gempa. Melihat tren frekuensi gempa yang terjadi, tampaknya aktivitas gempa di Mamasa masih akan berlanjut, ujarnya.

"Berdasarkan data di atas, tampak bahwa total aktivitas gempa Mamasa sejak tanggal 3 hingga 9 November 2018 sudah terjadi sebanyak 217 gempa. Sebanyak 39 gempa di antaranya adalah gempa yang dampak guncangannya dirasakan oleh masyarakat," terangnya.

Baca juga: Serangkaian gempa guncang Mamasa, picu kepanikan warga
 Baca juga: Gempa Mamasa membuat warga memilih tenda darurat

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018