rapor elektronik merupakan terobosan baru yang ditempuh untuk menyerahkan hasil evaluasi pembelajaran di sekolah
Oleh Jannatun Naim

Batam, (ANTARA News) - Sejumlah madrasah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau menerapkan rapor elektronik (rapor-e) bagi siswanya, dengan menggunakan aplikasi rapor digital (ARD) yang memudahkan guru dan siswa.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Kepri, Abu Sufyan di Batam, Jumat, mengatakan rapor elektronik merupakan terobosan baru yang ditempuh untuk menyerahkan hasil evaluasi pembelajaran di sekolah.

"ARD akan menggunakan basis data education management information system (emis), jika data emis sudah berkualitas maka tidak akan ada masalah di rapor-e nanti," tambah dia dalam rapat rapat rutin Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Aliyah Kota Batam.

Ia meminta KKM percaya diri menggunakan data emis untuk aplikasi rapor digital, karena data emis valid karena diambil dari Kabupaten/Kota.

KKM juga diminta menyiapkan operator yang memahami teknologi informasi mengoperasikan ARD.

"Jika Dinas Pendidikan meminta data kami silakan diberikan saja. Saya pastikan kami gunakan ARD karena 'password' sudah tersedia, untuk itu siapkan operator ARD yang mengerti teknologi informasi (TI) dengan baik. Saya minta guru yang mendampingi juga paham dengan ARD, terutama walikelas juga harus 'all out' memberikan data," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kemenag Batam, Erizal Abdullah meminta KKM Kota Batam melakukan koordinasi yang menyeluruh agar menghasilkan mutu siswa madrasah yang berkualitas.

"Saya kira madrasah-madrasah di Batam perlu meningkatkan kekompakan, saling berbagi informasi untuk memajukan madrasah, sebagai contoh apa yang kita lakukan di Pekan Muharram beberapa waktu lalu menjadi contoh bagaimana kebersamaan bisa terjalin antara madrasah negeri dan swasta," katanya.

Dia mengatakan ingin kualitas lulusan madrasah melebihi sekolah umum. Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia sebagai sekolah berasrama harus mampu mengungguli sekolah-sekolah terbaik di Batam.

Dalam kesempatan itu, Erizal meminta madrasah mempertimbangkan menerapkan pembelajaran kitab-kitab klasik atau yang akrab disebut dengan kitab kuning.

"Madrasah perlu melakukan terobosan mengajarkan kitab kuning, minimal dengan ekstrakurikuler agar siswa madrasah kita memiliki kelebihan," tambahnya.

Baca juga: Kemenag resmikan Madrasah Insan Cendekia Batam
Baca juga: Sekolah akan punya dua versi rapor, kata Mendikbud
Baca juga: Pelajar madrasah ciptakan alat deteksi dini gunung meletus
Baca juga: Menag negerikan 48 madrasah se-Indonesia


 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018