Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN, Saleh Daulay, meyakini pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait dengan efek ekor jas pada Pemilu Presiden 2019 tidak memengaruhi koalisi Prabowo/Sandi.

"Saya kira tidak memengaruhi soliditas koalisi, ini peringatan SBY yang tujuannya agar semua bisa mendapatkan dampak positif dari Pilpres dan pemilu anggota legislatif," kata Daulay, di Jakarta, Senin.

Yudhoyono berkata sebelumnya, partai politik yang kadernya tidak menjadi calon presiden-wakil presiden, perolehan suaranya akan turun drastis. 

"Saya harus mengatakan bahwa Partai Demokrat punya peluang untuk sukses meskipun tantangan yang dihadapi dalam Pemilu 2019 jauh lebih berat, saya ulangi jauh lebih berat," ujar Yudhoyono, di Jakarta, Sabtu (10/11).

Kini, Daulay menilai pernyataan itu lebih karena Yudhoyono khawatir, karena apabila partai politik pandai memanfaatkan peluang pencapresan, para calon anggota legislatif justru bisa diuntungkan.

Menurut dia, dengan calon presiden-wakil presiden yang diusung bersama, program pemberdayaan masyarakat pun bisa ditampilkan secara bersama.

"SBY memberikan peringatan agar masing-masing calon legislatif diminta untuk tidak terlena. Semua diminta tetap bekerja keras untuk memenangkan capres/cawapres sekaligus caleg-nya," ujarnya.

Daulay menilai kekhawatiran Yudhoyono itu beralasan karena secara teoritis, sistem pemilihan calon presiden dan calon legislatif yang digabungkan otomatis akan menguntungkan partai yang memiliki calon presiden-wakil presiden.

Namun, menurut dia, jika semuanya bekerja secara seirama dan beriringan, hal itu bisa menjadi energi positif.

"Harus dibangun optimisme, partai-partai punya mekanisme dan strategi pemenangan sendiri. Itu akan diimplementasikan secara maksimal dan harapannya, capres menang, pileg berhasil secara maksimal dan ada penambahan kursi secara signifikan," ujarnya.

Dalam konteks ini, menurut dia, calon presiden-wakil presiden yang diusung perlu juga diingatkan untuk mengampanyekan partai-partai yang mengusungnya karena menjadi kewajiban moral.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018