Jika hasil profil DNA tidak lengkap, maka tim DVI akan melakukan proses pemeriksaan ulang
Jakarta  (ANTARA News) - Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Tingkat I Raden Said Sukanto Komisaris Besar Polisi dr Hariyanto mengatakan tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Mabes Polri membutuhkan waktu lebih lama untuk mengidentifkasi korban, apabila sampel tubuh yang diperiksa rusak.

Kombes Pol dr Hariyanto menjelaskan beberapa hasil pemeriksaan menunjukkan profil DNA yang kurang lengkap, sehingga proses identifikasi pun belum dapat dilakukan. 

"Jika hasil profil DNA tidak lengkap, maka tim DVI akan melakukan proses pemeriksaan ulang," katanya di Jakarta, Senin. 

Proses pemeriksaan DNA berlangsung umumnya sekitar 4-8 hari, tetapi jika tidak ada kecocokan, maka eksaminasi membutuhkan waktu tambahan. 

"Tim DVI dan Inafis (unit pemeriksaan sidik jari) masih mengembangkan sampel yang diterima dari posko postmortem, tentu nanti akan diumumkan hasilnya jika sudah ada hasilnya," sebut dr Hariyanto. 

RS Polri saat ini telah memeriksa 195 kantong jenazah dan masih mengeksaminasi 666 sampel DNA. Di sisi lain, tim Inafis juga masih memeriksa belasan sampel sidik jari. 

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Identifikasi Korban Bencana (DVI) Mabes Polri Kombes Pol drg Lisda Cancer mengatakan proses identifikasi korban bergantung pada kualitas sampel yang diperiksa. 

Informasi DNA, menurut Kombes Pol Lisda, lebih lama tersimpan dalam tulang, dibanding dengan jaringan tubuh lainnya.  “Data DNA dapat tersimpan dengan baik dalam tulang, dan tidak mudah rusak, dibandingkan dengan jaringan tubuh lain yang mudah rusak karena pembusukan,” kata Kombes Pol drg Lisda Cancer saat ditemui usai jumpa pers di halaman Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati, Senin (12/11).

Alasannya, tulang memiliki lima lapis jaringan, diantaranya peristoneum (lapisan terluar), tulang kompak, tulang spons, endosteum, dan sumsum tulang. Banyaknya lapisan itu dapat menyimpan data DNA lebih baik, dibanding jaringan lain yang mudah rusak, salah satunya karena pembusukan.

Kombes Pol Lisda menyebut tulang banyak ditemukan pada kantong jenazah yang dikirim pada Jumat (9/11) dan Sabtu (10/11).  Ia pun optimis temuan tersebut dapat mengungkap lebih banyak penumpang ke depannya nanti. 

Hingga hari ke-15 insiden terjadi pada 29 Oktober, tim DVI telah mengidentifikasi 82 penumpang, dan memeriksa 195 kantong jenazah. ***2***

Baca juga: DNA lebih bisa tersimpan lama di tulang
Baca juga: 82 penumpang Lion Air JT 610 teridentifikasi hingga hari ke-15
Baca juga: Tiga korban JT 610 diantar ke Kalimalang, Surabaya, Sukabumi

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: M. Arifin Siga
Copyright © ANTARA 2018