Oleh Roy Rosa Bachtiar

Jakarta (ANTARA News) - DirekturJenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  Andy Sommeng mendorong pelaku usaha di bidang kelistrikan untuk menggali keuntungan di sektor digital.

"Industri digital yang berbasis 'big data' bisa meningkatkan konsumen, mengingat kelangsungan sektor tersebut justru berada pada sektor energi listrik," tutur Andy dalam agenda "Indonesia Best Electricty Award" 2018 di Jakarta, Rabu.

Selain itu, pengembangan keuntungan perusahaan kelistrikan juga terbantu dengan biaya teknologi digital yang mengalami penurunan besar mencapai 95 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

"Dengan penurunan itu, penghematan pada pengembangan bisnis digital mencapai 70 miliar dolar di bidang ketenagalistrikan. Perusahaan listrik harus mengambil celah ini dan ikut berkembang dengan bisnis digital," tutur Andy.

Ia pun mengistilahkan kondisi tersebut sebagai era elektrifikasi 4.0, yang mengacu pada revolusi industri 4.0 yang menggunakan perangkat digital dan berbasis arus data.

Menurut dia, jika potensi ini bisa dijalankan dengan baik maka akan membantu biaya operasional pembangkit nasional secara kompetitif.

Ia juga memaparkan bahwa Indonesia masuk ke dalam kategori negara "digital breakout", atau suatu indikator yang menunjukan bahwa sebuah negara memiliki potensi pemasukan yang tinggi dari dunia digital karena jumlah pengguna yang sangat besar.

Dari sekitar 265 juta penduduk Indonesia, 132,7 juta merupakan pengguna internet dan 130 juta di antaranya merupakan pengguna aktif media sosial.

Meski demikian, Indonesia masih kalah dibandingkan Singapura dan Malaysia yang sudah masuk pada kategori "digital standout".

"Meski jumlah penduduk mereka tidak banyak, tapi mereka sudah memanfaatkan sektor digital dengan baik. Harapannya ke depan sektor energi listrik dalam negeri juga bisa seperti itu," katanya menambahkan.
 

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018