Jakarta (ANTARA News) - Seorang pria India berusia 32 tahun yang juga mantan karyawan di American carmanufacturer Tesla, telah dituduh mencuri  9.3 juta dolar AS dari perusahaan dengan memalsukan dokumen keuangan untuk mengalihkan pembayaran dari satu pemasok ke pemasok lain.

Salil Parulekar telah dituntut dengan sembilan tuduhan penipuan kawat dan satu tuduhan pencurian identitas. Jika terbukti, hukuman maksimum untuk setiap hitungan penipuan kawat adalah penjara dua puluh tahun dan denda sekitar 250.000 dolar AS.

Seperti dikutip dari Press Trust India, Rabu WIB. Hukuman maksimum untuk pencurian identitas yang diperparah adalah dua tahun penjara dan denda 250.000 dolar AS.. Juri Agung federal telah mengeluarkan surat dakwaan terhadap Parulekar pada pekan lalu.

"Parulekar dituduh telah terlibat dalam skema penggelapan, Jaksa AS Alex Tse dan Biro Penyelidik Federal (FBI), akan ada agen Khusus yang akan bertanggung jawab untuk kasus ini," Kata John Bennett.

Menurut surat dakwaan, selama tahun 2016 dan 2017, Parulekar, sebelumnya dari San Jose, mengatur skema penggelapan di Tesla.

Pada saat itu, Parulekar adalah seorang karyawan di grup Global Supply Management di Tesla. Dia bertanggung jawab untuk mengawasi hubungan Tesla dengan pemasok tertentu untuk berbagai bagian dan layanan yang terkait dengan mobil Tesla.

Parulekar diduga menggunakan perannya untuk memulai sebuah skema, di mana ia mengalihkan uang kepada satu pemasok Tesla dan untuk dibayarkan kepada pemasok lain. Secara keseluruhan, ia diduga menggelapkan sekitar $ 9,3 juta.

Menurut surat dakwaan, Parulekar mempelajrai mulai Januari 2017 bahwa Tesla telah mengakhiri hubungan pemasoknya dengan Schwabische Huttenwerke Automotive GmbH (SHW).

Pada saat penghentian, SHW hanya menyediakan sejumlah produk sampel terbatas, khususnya untuk pompa motor ke Tesla. Parulekar diduga mengetahui penghentian itu, berarti Tesla menahan pembayaran selajutnya kepada SHW dan bahwa Parulekar tidak berwenang untuk melanggar keputusan ini. Terlepas dari fakta-fakta ini, Parulekar mengalihkan serangkaian pembayaran yang ditujukan untuk pemasok lain, sehingga menyebabkan Hota Industrial Manufacturing harus membayar kepada SHW. Surat dakwaan menuduh Parulekar menyebabkan pengalihan pembayaran dengan memalsukan faktur dan membuat dokumen hutang akun palsu, seperti informasi rekening bank serta instruksi kawat dan meniru identitas karyawan Hota.

Secara khusus, Parulekar diduga mencuri identitas karyawan Hota dan dengan meniru identitas karyawan tersebut, menipu bagian Pembagian Akun Tesla untuk mengalihkan informasi rekening bank untuk Hota dan SHW.

Menurut profil LinkedIn-nya, Parulekar pernah belajar Teknik Mesin di Universitas Mumbai dan memperoleh gelar Master di bidang Teknik Industri dari North Carolina State University,

Baca juga: Tesla hingga GS Yuasa, belasan pabrik berlomba produksi baterai EV di Eropa

Baca juga: Sembilan kelas dilombakan dalam BSD City Grand Prix 2018

Baca juga: Hyundai umumkan harga Veloster N dibawah 30.000 dolar
Penerjemah: Chairul Rohman
Copyright © ANTARA 2018